ANALISIS BANJIR BANDANG DI DAERAH ALIRAN SUNGAI ( DAS ) BARO
Main Author: | TEUKU SUFRIADI RAMADHANI |
---|---|
Format: | |
Online Access: |
http://etd.unsyiah.ac.id//index.php?p=show_detail&id=54631 |
Daftar Isi:
- ABSTRAKDalam sejarah kejadian Banjir Bandang di DAS Baro, di Sub DAS KruengBeungga yang berada dihulu pernah mengalami empat kali Banjir Bandang yaitupada tahun 1976, 1990, 2011, dan terakhir di tahun 2016. Desa yang berdampakbanjir bandang berada di Desa Beungga, Desa Pulo Iee, Desa Lhok Ketapang,Desa Alue Calong, Desa Krueng Seukek dan Desa Blang Malo. Tujuan dalampenelitian ini adalah menentukan luas, nilai kerugian dan upaya mitigasi untukpengurangan risiko bencana. Metode yang digunakan dalam penelitian adalahMetode Kuantitatif dengan melakukan observasi dan wawancara terstrukturdengan 20 orang Aparat Desa dan 70 orang masyarakat. Data yang digunakanadalah data primer dan data sekunder dengan hasil akhir pemetaan menggunakanSistem Informasi Geografis. Berdasarakan hasil analisis peta luas dan rumah yangberdampak pada empat periode tersebut adalah tahun 1976 luas 742 Ha, 80 rumahberdampak, tahun 1990 luas 205 Ha, 20 rumah berdampak, tahun 2011 luas 223Ha, 8 rumah yang berdampak dan tahun 2016 luas 75 Ha, 19 rumah yangberdampak. Total kerugian dari ke empat periode Banjir Bandang tersebut sesuaikurs rupiah tahun 2018 adalah Rp.575.000.000. Upaya-upaya Mitigasi Strukturalyang dilakukan perlu adanya reboisasi peremajaan hutan kembali di kawasanHulu Sub DAS Beungga. Mitigasi Non Struktural perlu adanya kapasitas kearifan masyarakat lokal dalam menghadapi bencana banjir bandang. Kata Kunci : Banjir Bandang, DAS Baro, Kerugian, Mitigasi.ABSTRACTIn the history of the flash floods incident in the Baro Watershed, in the KruengBeungga Sub-watershed, which was once experienced by the flash floods fourtimes, namely in 1976, 1990, 2011, and finally in 2016. Villages that affected flashfloods were in Beungga Village, Pulo Iee Village, Lhok Ketapang Village, AlueCalong Village, Krueng Seukek Village and Blang Malo Village. The purpose ofthis study is to determine the extent, value of losses and mitigation efforts fordisaster risk reduction. The method used in the study is a Quantitative Method byconducting observations and structured interviews with 20 village officials and 70community members. The data used are primary data and secondary data with theend result of mapping using Geographic Information System. Based on the resultsof the analysis of the wide map and house which had an impact on the fourperiods, in 1976 the area of 742 Ha, 80 houses had an impact, in 1990 the areawas 205 Ha, 20 houses had an impact, in 2011 the area was 223 Ha, 8 houses hadan impact and in 2016 the area was 223 Ha, 19 houses that have an impact. Thetotal loss from the four flash floods periods according to the rupiah exchange ratein 2018 is Rp.575 million. Structural Mitigation Efforts carried out need to bereforestation of forest rejuvenation back in the Upper Beungga Sub-watershedarea. Non-Structural Mitigation needs the capacity of local wisdom to deal withflash floods disaster.Keywords: Flash floods, Baro Watershed, Losses, Mitigation.