PERSEPSI DAN TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP BENIH PADI UNGGUL SAWAH DI KABUPATEN ACEH BESAR PROVINSI ACEH
Main Author: | Masyitah |
---|---|
Format: | Bachelors |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Program Studi Magister Agribisnis Universitas Syiah Kuala
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://etd.unsyiah.ac.id//index.php?p=show_detail&id=50331 |
Daftar Isi:
- Penggunaan benih unggul oleh masyarakat relatif masih rendah, karena lebih dari 60% masyarakat menggunakan benih padi yang berasal dari sektor informal berupa gabah yang disihkan dari sebagian hasil panen sebelumnya dan secara berulang-ulang dilakukan. Hal ini disebabkan sistem informasi keberadaan benih sumber masih lemah, sehingga pengetahuan tentang varietas unggul masih terbatas, selain terbatasnya ketersediaan varietas unggul. Petani seperti halnya manusia yang lain memiliki harapan-harapan, keinginan-keinginan, berpikir rasional, dan kemauan untuk hidup lebih baik. Selain itu, petani sebagai juru tani dan sebagai pengelola usahatani adalah orang yang melakukan kegiatan bertani, memiliki pengalaman dan telah belajar dari pengalamannya serta memiliki wewenang untuk mengambil keputusan sendiri tentang usahatani yang dikelolanya. Petani merupakan pelaku utama usahatani, maka sikap, pengetahuan, perilaku, dan keterampilan harus terus ditingkatkan agar mempun melakukan usahataninya dengan orientasi bisnis (Agribisnis). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi petani Kabupaten Aceh Besar serta faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi petani Kabupaten Aceh Besar terhadap benih unggul dan menganalisis hubungan persepsi terhadap tingkat adopsi petani terhadap benih unggul di Kabupaten Aceh Besar. Objek yang diteliti adalah petani yang menggunakan benih unggul yang tergabung dalam beberapa kelompok tani dan dipilih secara purposive sampling (sengaja) dengan asumsi bahwa daerah tersebut merupakah daerah penyebaran benih unggul.Sumber data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh secara langsung darisumbernya, diamati, dan dicatat untuk pertama kalinya. Teknik pengumplan data yang digunakan adalah dengan cara memberi seperangkat pernyataan kepada responden untuk dijawab. Analsis data dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dan deskriptif kualitatif, sedangkan pengujian hipotesis menggunakan model regresi berganda.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi petani terhadap benih unggul adalah baik, artinya petani telah mengenal benih unggul. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi petani terhadap benih unggul seerti usia, pendidikan, luas lahan, pengalaman, dan status lahan secara serempak tidak mampu memprediksi persepsi secara nyata. Pengaruh usia dan pendidikan berpengaruh negatif terhadap persepsi petani terhadap benih unggul secara tidak nyata, sedangkan luas lahan, pengalaman dan status lahan berpengaruh positif terhadap persepsi petani secara tidak nyata.Pada setiap tingkat usia, pendidikan, luas lahan, dan pengalaman, terdapat perbedaan persepsi petani dengan status lahan milik pemilik, pemilik dan penggarap, dan penggarap bagi hasil. Petani dengan status lahan pemilik dan penggarap memiliki persepsi yang lebih baik terhadap benih unggul sebesar 0,160 dibandingkan petani dengan status milik pemilik maupun penggarap bagi hasil.Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa persepsi petani terhadap benih unggul berhubungan dengan tingkat adopsi petani terhadap benih unggul. Petani yang memiliki persepsi baik terhadap benih unggul maka cenderung menggunakan benih unggul dalam ushatani mereka. Berdasarkan karakteristik responden yang diteliti bahwa petani di Kabupaten Aceh Besar termasuk golongan adopter pengetrap awal (early majority) yaitu adopter dengan tingkat pendidikan rata-rata sebagai anggota masyarakat lainnya yang menerima inovasi selama inovasi tersebut memberikan keuntungan kepadanya.
- Banda Aceh