POTENSI EKSTRAK GULMA KIRINYUH, SEMBUNG RAMBAT DAN BABADOTAN UNTUK PENGENDALIAN PENYAKIT ANTRAKNOSA (COLLETOTRICHUM CAPSICI L) PADA CABAI
Main Author: | Muhammad Ikhsan |
---|---|
Format: | |
Online Access: |
http://etd.unsyiah.ac.id//index.php?p=show_detail&id=23708 |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak gulma kirinyuh, sembung rambat dan babadotan sebagai biofungisida untuk mengendalikan penyakit antraknosa pada cabai. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala mulai dari bulan Juli sampai Desember 2015. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial yang terdiri dari 3 perlakuan dengan 3 taraf konsentrasi, dan setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Berdasarkan hasil uji ekstrak gulma terhadap jamur C. capsici pada buah cabai diperoleh bahwa ekstrak gulma kirinyuh (C. odorata), sembung rambat (M. micrantha) dan babadotan (A. conyzoides) yang digunakan sebagai fungisida nabati berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan jamur C. capsici. Aplikasi ekstrak yang paling baik adalah ekstrak gulma babadotan, dimana dari hasil uji yang telah dilakukan pada konsentrasi 30% dapat memperlambat terjadinya masa inkubasi (4.92 hari), memperkecil persentase buah terserang (36.67%), dan menurunkan intensitas serangan (28.33%). Sedangkan pada konsentrasi 20% dapat menghambat pertumbuhan diameter bercak jamur (0.20 cm).Kata kunci : A. conyzoides, C. odorata, C. capsici, M. micrantha