PENGARUH LONCATAN HIDROLIS DAN PERBEDAAN KEMIRINGAN BAFFLE BLOCK TERHADAP POLA GERUSAN LOKAL DI HILIR PEREDAM ENERGI

Main Author: YULIA RAHMI
Format:
Terbitan: Fakultas Teknik , 2013
Online Access: http://etd.unsyiah.ac.id//index.php?p=show_detail&id=1874
Daftar Isi:
  • Aliran yang terjadi di sungai, biasanya disertai dengan proses gerusan dan transportasi sedimen yang terbentuk secara ilmiah dimana dapat terjadi karena pengaruh morfologi sungai dan adanya bangunan air (hydraulic structure). Bangunan hidraulika seperti pintu air dapat menyebabkan perubahan pola aliran, sehingga akan menimbulkan terjadinya gerusan lokal (local scouring) di hilir peredam energi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya kedalaman gerusan dan pola gerusan yang terjadi akibat pengaruh kemiringan baffle block dan variasi debit aliran. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Hidraulika Model Teknik Sungai dan Pantai, Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Banda Aceh menggunakan model pintu air dengan dimensi tinggi 75 cm, lebar 50 cm, dan tebal 2 cm, model apron dengan dimensi panjang 200 cm, lebar 50 cm, dan tebal 2 cm, serta model baffle block dengan dimensi tinggi 4 cm, lebar 4 cm untuk kemiringan vertikal, 1:1, 1:1,25, dan 1:1,5. Pengamatan dilakukan sebanyak 15 kali running untuk seluruh variasi debit aliran dan kemiringan baffle block. Pengukuran kedalaman gerusan dilakukan pada 126 titik pengamatan di hilir peredam energi dengan menggunakan alat point gauge. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kedalaman gerusan sebanding dengan pertambahan kecepatan, kedalaman air sesudah loncatan hidrolis (y2) dan panjang loncatan hidrolis (lj). Pola gerusan yang terjadi pada semua variasi debit aliran dan kemiringan baffle block menunjukkan pola yang relatif sama, meskipun memiliki besar kedalaman gerusan yang berbeda-beda. Persentase perbandingan gerusan yang terjadi di hilir peredam energi untuk Q3 pada model baffle block dengan kemiringan vertikal terhadap kemiringan 1:1 memberi reduksi gerusan sebesar 23,48%, sedangkan untuk kemiringan 1:1,25 dan 1:1,5 masing-masing memberi penambahan gerusan sebesar 0,87% dan 19,13%. Dimana, reduksi kedalaman gerusan terjadi seiring dengan semakin kecilnya kemiringan baffle block, dimana dalam penelitian ini reduksi terbesar ditunjukkan oleh model baffle block vertikal.Kata kunci : loncatan hidrolis, peredam energi, gerusan lokal, baffle block.
  • Banda Aceh