KAJIAN PENCAMPURAN AGREGAT ALAM DENGAN AGREGAT BATU PECAH TERHADAP PARAMETER MARSHALL (STUDI KASUS AGREGAT ALAM DARI DESA JAMUR UJUNG KABUPATEN BENER MERIAH DAN AGREGAT BATU PECAH DARI KECAMATAN ATU LINTANG KABUPATEN ACEH TENGAH)

Main Author: Irfan
Format: Bachelors
Bahasa: ind
Terbitan: Prog. Studi Magister Teknik Sipil , 2015
Subjects:
Online Access: http://etd.unsyiah.ac.id//index.php?p=show_detail&id=16092
Daftar Isi:
  • Asphalt Concrete -Wearing Course (AC-WC) merupakan lapisan perkerasan yangterletak paling atas dan berfungsi sebagai lapisan aus. Walaupun bersifat non struktural,AC-WC dapat menambah daya tahan perkerasan terhadap penurunan mutu sehinggasecara keseluruhan menambah masa pelayanan dari konstruksi perkerasan. Dayadukung lapisan perkerasan ditentukan dari sifat butir-butir agregat dan gradasiagregatnya. Agregat dapat dikelompokan berdasarkan sumbernya yaitu agregat alamyang cenderung bisa langsung digunakan dengan sedikit proses pengolahan dan Agregatbatu pecah yang umumnya berasal dari sungai terlebih dahulu melalui prosespengolahan di stone crusher, untuk mendapatkan ukuran yang sesuai menurut analisasaringan. Akan tetapi tidak semua agregat alam dapat digunakan sepenuhnya, sepertihalnya di Kabupaten Bener Meriah agregat alam yang bersumber dari endapan magmagunung merapi mempunyai mutu kualitas rendah disebabkan karena sifat abrasi yangcukup tinggi >50%. Agar dapat dimanfaatkan perlu memodifikasi dengan agregat yangbersumber dari sungai, yang sudah diolah di (stone crusher). Tujuan penelitian ini untukmengetahui pengaruh kombinasi agregat alam dari Jamur Ujung dan agregat batu pecahdari Atu lintang terhadap sifat fisis aspal dan pengaruh karakteristik marshall. Manfaatpenelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang metode perbaikan nilaiabrasi material melalui cara pencampuran material yang memiliki nilai abrasi berbeda.Persentase dilakukan dengan perbandingan 75% agregat Atu Lintang (AL) : 25% agregatAlam Jamur Ujung (JU), (50% AL : 50% JU), (25% AL: 75% JU). Prosedur penelitianmengacu pada SNI dan AASHTO, hasil penelitian menunjukan nilai abrasi material dariAtu Lintang (AL) sebesar 22,82% dan nilai abrasi material agregat alam Jamur Ujung(JU) sebesar 54,96%. Hasil variasi campuran dari kedua material dengan persentaseperbandingan (75% AL : 25%JU) didapat nilai abrasi sebesar 31%, variasi (50% AL ;50% JU) nilai abrasi 37%, variasi (25%AL : 75% JU) didapat nilai abrasi sebesar 48%.Hubungan yang terlihat dari hasil pencampuran material menunjukan bahwa semakinminimum persentase campuran agregat alam dari Jamur Ujung nilai abrasi semakinkecil. Nilai kadar aspal optimum yang didapat dari 3 variasi campuran tersebut yaitu6,0%, 6,1% dan 6,43%. Hasil pengujian Marshall dari ketiga variasi campuransemuanya memenuhi parameter marshall, sesuai dengan spesifikasi yang diisyaratkanBina Marga.
  • Banda Aceh