PENGARUH BERBAGAI KADAR PLUMBUM (PB) TERHADAP TERJADINYA BASOPHILIC STIPPLING PADA ERITROSIT MENCIT (MUS MUSCULUS) SEBAGAI PENANDA TERJADINYA INTOSIKASI PLUMBUM (PB)

Main Author: Dian Elita
Format: Bachelors
Terbitan: Fakultas Kedokteran , 2011
Online Access: http://etd.usk.ac.id//index.php?p=show_detail&id=108285
Daftar Isi:
  • Plumbum (Pb) merupakan logam berat yang bersifat toksik pada tubuh manusia, Pada kadar tertentu Pb dapat menyebabkan gangguan pada sistem hemopoiesis. Pb dapat menyebabkan inhibisi pada enzim pyrimidine-S 'nucleotidase (P5N) yang mengganggu defosforilasi nukleotida pirimidin menjadi nukleosida pirimidin sehingga menyebabkan akumulasi nukleutida pirimidin intaeritrosit yang memberikan gambaran titik-titik basofilik (basophilic stippling ). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kadar Pb terhadap terjadinya basophilic stippling pada sel eritrosit, Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang menggunakan 25 ekor mencit jantan (Mus musculus L.). Mencit dibagi kedalam 5 kelompok percobaan yaitu kelompok I sebagai kelompok kontrol, sedangkan kelompok Il, m. IV, Vsebagai kelompok perlakuan. Kelompok kontrol adalah kelompok yang diberi aquades sedangkan kelompok perlakuan adalah kelompok yang diinduksi Pb asetat dengan kadar 5 mgIKgBB, 10 mg/KgBB, 15 mg/KgBB dan 20 mg/KgBB. Pemeriksaan basophilic stippling dilakukan dengan membuat apusan darah dengan pewarnaan giemsa, Dari hasil uji statistik kolomogorov smirnov yang dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis dan uji Mann-Whitney didapatkan bahwa terdapat pengaruh pemberian berbagai kadar Pb terhadap terjadinya basophilic stippling, dan bila dilakukan perbandingan diantara kelima kelompok tersebut, ternyata kelompok yang menunjukkan perbedaan bennakna ditemukan antara kelompok kontrol dengan kelompok 10 mg/KgBB, 15 mg/KgBB dan 20 mg/KgBB antara kelompok 10 mg/KgBB dengan kelompok 15 mg/kgBB dan antara 10 mg/KgBB dengan 20 mg/KgBB (P < 0,05), sedangkan antara kelompok kontrol dengan kelompok 5 mg/KgBB dan antara kelompok 15 mg/KgBB dengan kelompok 20 mg/KgBB tidak menunjukkan perbedaan secara bermakna (P > 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kadar 10 mg/KgBB merupakan kadar minimal yang dapat menyebabkan terjadinya basophilic stippling secara bermakna ( P < 0,05), sedangkan kadar 15 mg/KgBB merupakan kadar maksimal yang dapat menyebabkan terjadinya basophilic stippling secara bermakna (p < 0,05).Kata Kunci : Plumbum (Pb), sel darah merah (eritrosit). basophilic stippling