MOTIF SANTRI MELAKUKAN NIKAH SIRI DI PONDOK PESANTREN BAHJATUL ULUM SUKOWONO JEMBER
Main Author: | Layalif, Siti Louis |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.unipdu.ac.id/2250/ |
Daftar Isi:
- Pernikahan secara siri yang dilakukan oleh santri pondok pesantren Bahjatul Ulum pada umumnya dapat terjadi dengan motif yang berbeda-beda sesuai dengan keadaan dan kondisi santri tersebut. Pada dasarnya proses pelaksanaan pernikahan yang dilakukan secara siri di Pondok Pesantren Bahjatul Ulum, sama persis seperti proses akad nikah yang dikenal oleh masyarakat luas, artinya pasangan yang menikah secara siri tetap di hadiri oleh saksi-saksi, ada mahar, ada ijab kabul dan ada wali sebagai rukun nikah dengan tidak mencatatkan pernikahannya di KUA. Selama rukun dan syarat nikah terpenuhi maka pernikahan tersebut dapat diselenggarakan dengan persetujuan dari kedua keluarga besar calon pengantin tanpa paksaan dari pihak manapun. Penelitian ini difokuskan pada bagaimana pernikahan siri di pondok pesantren Bahjatul Ulum bisa terjadi dan bagaimana proses pelaksanaan nikah siri santri pondok pesantren Bahjatul Ulum. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan metode deskriptif analitik. Yang mana Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pernikahan secara siri yang dilakukan oleh santri pondok pesantren Bahjatul Ulum dilatar belakangi oleh banyak hal diantaranya: (1) Motif Khitbah (2) Motif ekonomi dan pekerjaan (3) Motif perjodohan dan (4) Motif usia. Kata Kunci: Motif dan Pernikahan siri, santri.