Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Dengan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Siswa Kelas V SD 6 Gondangmanis Kecamatan Bae Kabupaten Kudus Semester 1 Tahun 2012-2013

Main Author: Sukarno
Other Authors: Mulyani, Petra Kristi
Format: Thesis application/pdf
Bahasa: ind
Terbitan: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PSKGDJ FKIP-UKSW , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.uksw.edu/handle/123456789/7752
Daftar Isi:
  • Matematika merupakan mata pelajaran yang rata-rata dianggap momok yang menakutkan oleh peserta didik.terbukti dengan nilai pra siklus siswa yang tuntas dari 20 siswa hanya 6 siswa dan yang tidak tuntas 14 siswa dengan tingkat persentase Tuntas 30% dan Tidak Tuntas 70% dengan KKM 65. Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari (Muhsetyo, dkk, 2008 : 126).Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah dengan penggunaann Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 6 SD 6 Gondangmanis Kecamatan Bae Kabupaten Kudus semester 1 Tahun 2012- 2013. Jenis Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan 2 siklus. Tahapan siklus ada 3 yaitu : perencanaan, implementasi RPP dan observasi serta refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Hal ini terlihat pada ketuntasan pada hasil belajar pra siklus, siklus I dan siklus II adalah 6 siswa (30%), 8 siswa (40%), 18 siswa (90%). Rata-rata pada kegiatan pra siklus, siklus I dan siklus II adalah : 53, 58 dan 72. Skor maksimal pada pra siklus,Siklus I dan Siklus II adalah : 75, 80 dan 85,Sedangkan skor minimal pada pra siklus, siklus I, siklus II adalah :40, 40 dan 55. saran 1. Guru hendaknya dalam melakukan pembelajaran matematika terutama materi KPK dan FPB diharapkan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif Jigsaw karena terbukti meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Guru hendaknya mampu mempersiapkan siswa, agar senantiasa dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam mempelajari ilmu pengetahuan.