Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik bagi Siswa Kelas III SD Negeri Sukoharjo 01 Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati Semester II Tahun 2011/2012
Main Author: | Sutrini |
---|---|
Other Authors: | Wahyudi |
Format: | Thesis application/pdf |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PSKGDJ FKIP-UKSW
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.uksw.edu/handle/123456789/681 |
Daftar Isi:
- Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktivan dan hasil belajar siswa. Dalam pembelajaran matematika melalui penerapan pembelajaran matematika realistik. Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah pemahaman materi lebih mendalam dan rasa percaya diri lebih tinggi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dua siklus. Tiap siklus tiga pertemuan. Yang akan diteliti adalah SD Sukoharjo 01 Kelas III dengan menggunakan Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik setelah mengadakan tes peneliti memperoleh data kemudian menggolongkan nilai-nilai tersebut. Selanjutnya analisis data menggunakan analisis komparatif dengan membandingkan hasil tindakan setiap siklus. Penerapan pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang pecahan sederhana peningkatan ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa dengan kondisi awal, siklus I dan siklus II. Pada kondisi awal yang tuntas 14 siswa (50%) yang belum tuntas 14 siswa (50%) rata-rata nilai 65,86, Pada Siklus I yang tuntas 20 siswa (71%) yang belum tuntas 8 siswa (29%) rata-rata nilai 73,33, Pada Siklus II yang tuntas 25 siswa (89%) yang belum tuntas 3 siswa (11%) rata-rata nilai 81,44.Pembelajaran matematika realistik mempunyai konsepsi tentang siswa sebagai berikut : (1) siswa memiliki seperangkat konsep alternatif tentang ide-ide matematika yang mempengaruhi belajar selanjutnya.(2) Siswa memperoleh pengetahuan baru dengan membentuk pengetahuan itu untuk dirinya sendiri.(3) Pembentukan pengetahuan merupakan proses perubahan yang meliputi penambahan, kreasi, modifikasi, penghalusan, penyusunan kembali, dan penolakan.(4) Pengetahuan baru yang dibangun oleh siswa untuk dirinya sendiri berasal dari seperangkat ragam pengalaman.(5) Setiap siswa tanpa memandang ras, budaya dan jenis kelamin maupun memahami dan mengerjakan matematik. Proses pembelajaran matematika realistik menggunakan masalah kontekstual sebagai awal dalam belajar matematika sebagai ganti dari pengenalan konsep benda abstrak. Dengan demikian proses pengembangan konsep-konsep dan ide-ide dari matematika bermula dari dunia nyata. Dunia nyata ini berarti konkrit secara fisik dan kasat mata, tetapi juga termasuk yang dapat dibayangkan oleh pikiran anak.