Komunikasi Antar Budaya Studi Tentang Penggunaan Bahasa Dalam Konteks Komunikasi antar Mahasiswa Etnis Papua dengan Mahasiswa Etnis Jawa di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Main Author: Rumbruren, Etolson Bernhard
Other Authors: Siahainenia, Royke R.
Format: Thesis application/pdf
Bahasa: ind
Terbitan: Program Studi Komunikasi FISKOM-UKSW , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.uksw.edu/handle/123456789/4497
Daftar Isi:
  • Bahasa sebagai symbol atau lambang komunikasi yang dalam prakteknya terkadang diinterpretasikan dengan beragam makna. Landasan piker seperti inilah yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian dengan fokus utama, yakni: Penggunaan Bahasa dalamKonteks Komunikasi antar Mahasiswa Etnis Papua dan Mahasiswa Etnis Jawa di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Masalah utama yang dikaji dalam penelitian ini adalah proses komunikasi antarbudaya dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Untuk menjawab masalah penelitian itu, maka metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan eksplanatori, digunakan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka beberapa temuan penting dalam penelitian ini adalah: a) “bahasa gaul” ala Papua, seperti: epen kah, yombeks, milimili, sa, ko, dan lain-lain telah menjadi ungkapan gaul yang menarik perhatian “lawan bicara” untuk turut serta menggunakannya, dan telah menjadi semacam “perekat” komunikasi antarbudaya, dalam hal ini khususnya proses komunikasi mahasiswa Papua dan Jawa, di Salatiga; b) Proses-proses komunikasi antarbudaya (mahasiswa Jawa dan Papua, terjadi dalam “ruang-ruang” seperti tempat kost, ruang kuliah (kampus), dan kesamaan hoby dalam hal ini olahraga. Peroses ini terjadi secara alamiah sebab adanya keterbukaan dari masing-masing pihak untuk saling menerima dan memberi; dan c) faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi mereka adalah, faktor personal,yakni bagaimana individu yang dilengkapi daya psikologis mampu mengekspresikan diri secara jujur dan terbuka ketika bertemu dengan individu dengan latar belakang budaya yang berbeda; dan situasional berkaitan dengan keterbukaan dari masing-masing pihak untuk “saling belajar”dalam situasi atau ruang dan waktu tertentu. Selain itu,UKSW yang memang telah mengusung ide “Indonesia Mini” membuat mahasiswa untuk saling berinteraksi dan mengenal satu dengan yang lain