Penelahaan Alkitab Antar Generasi Studi Kritis Terhadap pelaksanaan PJJ sebagai Pembinaan Warga Jemaat Antar Generasi di Gereja Batak Karo Protestan (GBKP)

Main Author: Sinulingga, Rosliana
Other Authors: Sumiyatiningsih, Dien, Messakh, Thobias A.
Format: Thesis application/pdf
Bahasa: ind
Terbitan: Magister Sosiologi Agama Program Pascasarjana FTEO-UKSW , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.uksw.edu/handle/123456789/4089
Daftar Isi:
  • Penelitian ini mengkaji tentang Penelahaan Alkitab Antar Generasi sebagai studi kritis terhadap pelaksanaan Perpulungen Jabu-Jabu di GBKP Runggun Belawan Medan dan Runggun Semarang. Penelitian ini memakai metode kualitatatif dengan jenis penelitian deskriptif. Data dikumpulkan melalui teknik wawancara kepada informan kunci yaitu ketua sinode, ketua PWG, Ketua Klasis Jakarta Bandung, Pendeta Jemaat dan Majelis Jemaat. Teknik Focus Group Discussion (FGD) kepada jemaat yang mewakili kaum bapak, ibu dan pemuda, teknik observasi atau pengamatan langsung serta dalam studi dokumentasi. Penelitian dilakukan karena melihat tingkat kehadiran dan minat warga yang menurun. Penelitian ini dilakukan dalam rangka meneliti apa penyebab menurunnya kehadiran dan partisipasi warga dalam PJJ. PJJ akan di teliti mewakili pulau Jawa adalah GBKP Semarang dan Pulau Sumatera adalah GBKP Belawan. Daerah ini dipilih karena pelayanan GBKP tersebar di hampir semua wilayah Indonesia namun yang paling banyak adalah wilayah Sumatera dan Jawa. PJJ merupakan singkatan dari Perpulungen Jabu –Jabu atau Perkumpulan keluarga-keluarga yang mengadakan ibadah dan diskusi di rumah-rumah atau di Gereja. Mereka tidak hanya mendiskusikan tentang kehidupan iman spiritualitas tapi juga membahas mengenai kehidupan individu dan keluarga mereka sendiri, baik itu berupa pengalaman juga berupa masalah-masalah yang sedang dihadapi. Keluarga yang adalah menjadi tempat penanaman nilai dan pertumbuhan karakter setiap anggota keluarga perlu diperhatikan karena keluarga merupakan bagian dari masyarakat dan merupakan Gereja kecil. Oleh karena itu Gereja perlu menyediakan dan memfasilitasi ruang bagi keluarga berkumpul untuk menambah pengetahuan dan perkembangan iman dalam setiap kegiatan PJJ. Gereja sebagai lembaga dan juga warga yang menjalankan visi dan misi Allah di dunia mencoba menjalankan program PJJ. Seiring berjalannya waktu jemaat mengalami banyak perubahan sehingga mau tidak mau perubahan tersebut juga mempengaruhi berjalannya PJJ. PJJ yang awalnya di hadiri oleh keluargakeluarga (ayah, ibu dan anak) kini hanya sebagian ayah dan sebagian ibu saja yang hadir. Hasil dari penelitian ini adalah ternyata PJJ masih relevan dan diperlukan jika pelaksanaan PJJ betul-betul dipersiapkan dengan baik. Kurikulum sudah ada namun Sumber Daya Manusia yang menyampaikan dan juga SDM jemaat sangat mempengaruhi pelaksanaan PJJ. Tema tentunya disesuaikan dengan konteks yang ada. Sehingga misi Gereja yang menebarkan garam dan membawa terang ke dalam dunia benar-benar tampak dalam kehidupan jemaat. Gereja yang membawa tiga tugas gereja yaitu bersekutu, melayani dan bersaksi terwujudnyata dalam kehidupan warga gereja. Saran yang diberikan kepada Tim PWG sinode dan moderamen adalah agar lebih memperhatikan kebutuhan warga, perlu menyesuaikan tema PJJ dengan konteksnya dan juga memperkaya sumberdaya manusia GBKP dengan mengadakan kursus, seminar dan pelatihan-pelatihan baik di tingkat sinodal, klasis atau jemaat sendiri. Saran bagi jemaat dan majelis menganalisis apa yang menjadi kebutuhan yang urgen dan penting serta mendiskusikan bagaimana solusinya, metode PJJ dapat juga dikembangkan oleh pendeta, majelis dan jemaat setempat dalam hal ini perlu berinovasi dan kreatif dalam mengemas acara PJJ, tidak harus sama seperti dalam buku panduan. PJJ dapat dilakukan sekali sebulan diharapkan semua anggota keluarga hadir.