Persepsi dan Sikap Masyarakat Terhadap Pertambangan Mangan (Studi Kasus Desa Supul, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur)
Main Author: | Givens Giliary Seâ€TMu, Windynia |
---|---|
Other Authors: | Kristijanto |
Format: | Thesis application/pdf |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Magister Studi Pembangunan Program Pascasarjana UKSW
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.uksw.edu/handle/123456789/4033 |
Daftar Isi:
- Adanya pembukaan tambang baru di daerah TTS, menimbulkan maraknya ijin dikeluarkan oleh pemerintah TTS untuk membuka daerah eksploitasi tambang mangan, salah satunya PT.SMR. Menambang batu mangan merupakan jenis pekerjaan baru yang muncul di TTS, khususnya masyarakat di desa Supul, oleh karena itu masyarakat berdondong-bondong menjadi penambang mangan. Maraknya penambangan mangan sangat berkaitan erat dengan kondisi di desa Supul, seperti kondisi lingkungan hidup, sosial, dan budaya. Penelitian ini dilakukan berdasarkan asumsi bahwa telah terjadi perubahan persepsi dan sikap masyarakat. Adapun tujuan penelitian ini yaitu bagaimana persepsi dan sikap masyarakat terhadap pertambangan mangan, serta bagaimana gambaran kondisi akibat eksploitasi tambang mangan terhadap keadaan lingkungan hidup, sosial, dan budaya di desa Supul sebelum dan setelah adanya perijinan tambang. Penelitian ini dilakukan di desa Supul, Kecamatan Kuatnana, TTS-NTT. Pendekatan penelitian ini yaitu deskriptif eksploratif dan bersifat kualitatif. Adapun instrumen pertanyaan dalam pengumpulan data adalah wawancara, studi pustaka, dan pengamatan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan persepsi masyarakat terhadap tambang mangan beragam. Masyarakat ada yang menerima, atau menerima dengan terpaksa, dan ada pula yang ikut terlibat. Menerima adanya tambang mangan karena tekanan hidup yang luar biasa. Perubahan pola pikir masyarakat dapat dilihat dari segi kesehatan (sakit ISPA, sakit mata, badan terasa gatal-gatal), polusi udara, memiliki pekerjaan yang tetap sebagai penambang, janji-janji yang ditawarkan oleh perusahaan. Sikap menerima akan adanya tambang tercermin dari masyarakat yang pasrah terhadap keadaan yang ada, apatis serta ikut terlibat dalam aktivitas tambang mangan. Sikap masyarakat Supul yang demikian tersebut karena faktor ekonomi, pendidikan, dan pengetahuan yang kurang. Gambaran kondisi desa Supul adalah sebagai berikut: 1) Aspek lingkungan hidup berupa mutu air sungai Noe Molo berada pada ambang batas dari baku mutu air, debu menyebabkan ISPA dan sakit mata, gatal- gatal pada pantat; secara fisik ladang dan kebun berisi bongkahan tanah galian, dan lahan pertanian rusak; 2) Dari aspek sosial, yaitu berkurangnya gotong royong warga setempat, pola tanam masyarakat berubah; proses sosialisasi dengan tetangga yang semakin berkurang; dan keluarga yang terabaikan; 3) Aspek budaya terjadi pergeseran peran yaitu Ketua Adat hanya namanya tapi maknanya tidak ada lagi, dan masyarakat tidak lagi melakukan kegiatan menenun.