Analisis Kelayakan Finansial dan Strategi Pengembangan Usaha Pembuatan Tempe di Kecamatan Semarang Barat
Main Author: | Wicaksono, Galih Seto |
---|---|
Other Authors: | Prihtanti, Tinjung Mary |
Format: | Thesis application/pdf |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Program Studi Agribisnis FPB-UKSW
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://repository.uksw.edu/handle/123456789/20166 |
Daftar Isi:
- Tidak diizinkan karya tersebut diunggah ke dalam aplikasi Repositori Perpustakaan Universitas karena telah dipublikasi di Jurnal Social Economic of Agriculture dan dapat diakses di http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jsea.
- Tempe adalah makanan sumber protein utama yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Industri pembuatan tempe yang berada di Semarang, terutama yang berada di Kecamatan Semarang Barat menggunakan kedelai import sebagai bahan baku utama dalam pembuatan tempe. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menganalisis kelayakan finansial usaha pembuatan tempe di Kecamatan Semarang Barat, mengetahui strategi yang dapat digunakan untuk mengembangkan potensi usaha pembuatan tempe di Kecamatan Semarang Barat, dan mengetahui persepsi pengusaha pembuatan tempe terhadap kualitas dan penawaran kedelai lokal. Penentuan lokasi penelitian ini dengan sengaja (Purposive) dengan bertempat di Sentra Industri pembuatan tempe di Kecamatan Semarang Barat. Penarikan sampel dalam penelitian ini secara probability sampling yang digunakan adalah simple random sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 34 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha pembuatan tempe di Kecamatan Semarang Barat layak untuk dijalankan dikarenakan memiliki nilai NPV yang positif, nilai BCR > 1 dan juga nilai IRR adalah 70,5% > bunga pinjaman yang berlaku (11%), sedangkan strategi utama yang dapat digunakan adalah strategi W-O: Mengolah tempe menjadi produk olahan pangan berbahan baku tempe, agar meningkatkan daya jual dan umur simpan. Hasil penelitian persepsi menunjukkan bahwa persepsi pengusaha tempe terhadap kedelai lokal tidaklah bagus terutama dikarenakan kedelai lokal memiliki ukuran yang kecil, susah didapatkan di pasar dan memiliki harga yang mahal, namun hasil tersebut tidak dapat menyatakan kedelai lokal tidak mampu bersaing dengan kedelai import dalam usaha pembuatan tempe, dengan pemasaran yang benar dan branding yang tepat tempe lokal dapat dijual dengan nilai yang lebih tinggi dibandingkan tempe berbahan baku kedelai import.
- Tempeh is the main food source of protein that is widely consumed by the people of Indonesia. Tempeh industry in Semarang, especially those in West Semarang District use imported soybeans as the main raw material in making tempeh. This research was conducted with the aim of analyzing the financial feasibility of soybean tempe making business in West Semarang District, knowing the strategies that can be used to develop the potential of tempeh making business in West Semarang District, and knowing the perceptions of tempeh industry business entrepreneurs on the quality and supply of local soybeans. The determination of the location of this study is intentional (Purposive) by taking place at the tempeh industry Center in West Semarang District. Sampling in this study by probability sampling used is simple random sampling, with a total sample of 34 respondents. The results showed that the business of making soybean tempeh in the District of West Semarang is feasible to run because it has a positive NPV value, BCR value> 1 and also the IRR value is 70.5%> current loan interest (11%), while the main strategy that can used is the W-O strategy: Processing tempeh into processed food products made from tempeh, in order to increase the selling power and shelf life. The results of perception research show that the perception of soybean tempeh entrepreneurs to local soybeans is not good especially because it has a small size, hard to get in the market and has a high price, but these results cannot state that local soybeans are unable to compete with imported soybeans in the business of making tempeh, with the right marketing and the right branding , local soybean tempe can be sell at a higher value than imported soybean tempeh.