Penerapan Akuntansi Biologis IAS 41 di Indonesia: Prospek dan Hambatan

Main Author: Dwi Nugroho P., Peoni
Other Authors: Prabowo, Ronny
Format: Thesis application/pdf
Bahasa: ind
Terbitan: Program Studi Akuntansi FEB-UKSW , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.uksw.edu/handle/123456789/1983
Daftar Isi:
  • Lembar Pengesahan tidak disertai tanda tangan dosen pembimbing
  • Indonesia pada saat ini belum mempunyai standar laporan keuangan umum yang mengatur perlakuan akuntansi (definisi, pengakuan, pengukuran, serta penyajian dan pengungkapan laporan keuangan) yang menyangkut aset biologis dan hasil pertanian. Standar perlakuan akuntansi yang akan digunakan sebagai acuan dalam penyusunan laporan keuangan adalah dengan mengadopsi IAI dimana IAS 41 sendiri merupakan bagian dari road map dalam proses adopsi penyesuaian seluruh IFRS kedalam PSAK. . Dengan minimnya ketersedian pasar aktif homogen untuk aset biologis dan keanekaragaman aset biologis yang ada, pengelompokan aset biologis atau pengklasifikasikan aset biologis dapat mempermudah proses adapsi dan penerapan IAS 41 di Indonesia. Penelitian ini akan membahas lebih dalam tentang prospek dan hambatan penerapan IAS 41 di Indonesia
  • Indonesia currently does not have a common financial reporting standards for the accounting (definition, recognition, measurement, presentation and disclosure of financial statements) related to biological assets and agricultural produce. Standard accounting treatment to be used as a reference in the preparation of financial statements is to adopt IAS 41 IAI which itself is part of the road map in the whole process of adoption of IFRS adjustments into the IAS. With the lack of availability of an active market for biological assets and homogeneous biological assets of existing diversity, grouping biological assets or classifying a biological asset can simplify the process and the application of IAS 41 adapts in Indonesia. This study will discuss more