Kinerja Rumah Kaca Kontruksi Bambu pada Pengeringan Tembakau Mole Sumedang (Nicotiana Tobaccum L.)
Main Authors: | Romlah, Lala, Thoriq, Ahmad, Kramadibrata, Ade Moetangad, Sugandi, Wahyu K. |
---|---|
Other Authors: | Krave, Agna Sulis, Priyayi, Desy Fajar, Nugroho, Rully Adi, Meitiniarti, V. Irene, Kasmiyati, Sri, Kristiani, Elizabeth Betty Elok, Sucahyo, Situmorang, Risya Pramana |
Format: | Article Proceeding application/pdf |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Fakultas Biologi Universitas Kristen Satya Wacana
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.uksw.edu/handle/123456789/19163 |
Daftar Isi:
- Tembakau mole merupakan salah satu komoditas perkebunanan yang menjadi ciri khas Kabupaten Sumedang diolah menjadi tembakau rajangan irisan halus, proses pengeringannya masih dilakukan secara tradisional dengan cara dijemur menggunakan energi matahari secara langsung Alternatif teknologi yang dapat digunakan untuk membantu proses pengeringan yaitu menggunakan Rumah Kaca (RK) sebagai alat pengering. Penelitian ini bertujuan melakukan uji kinerja RK kontruksi bambu dibandingkan dengan proses penjemuran pada tembakau mole. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode analisis deskriptif berdasarkan keadaan suhu, kelembaban, kecepatan angin, dan intensitas cahaya matahari dimulai pada jam 07.00 WIB sampai 17.00 WIB. RK dilengkapi exhaust fan untuk membantu sirkulasi udara di dalam RK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan waktu pengeringan hingga proses pematangan tembakau. Pengeringan tembakau dengan rata-rata kadar air awal 73,73%bb menjadi rata-rata kadar air akhir 18,66%bb memerlukan waktu 13 hari di dalam RK dengan rata-rata suhu 40,96oC; RH 26,90%; dan intensitas cahaya matahari 45917,72 lux sedangkan di luar RK rata-rata kadar air akhir 22,63%bb memerlukan waktu 20 hari dengan rata-rata suhu 28,84oC; RH 43,31%; dan intensitas cahaya matahari 92140,57 lux. Pengeringan menggunakan RK menghasilkan tembakau yang lebih cepat kering dan matang dibanding dengan pengeringan di luar RK.