Konversi Masyarakat Aliran Kejawen Kawruh Jiwa di Desa Gombang ke GKJ Gombang Setro Pepanthan GKJ Salatiga Timur

Main Author: Purwaningtyas, Margaretha Dhaniastuti
Other Authors: Samiyono, David, Julianto, Simon
Format: Thesis application/pdf
Bahasa: ind
Terbitan: Program Studi Teologi FTEO-UKSW , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.uksw.edu/handle/123456789/17084
Daftar Isi:
  • Konversi agama adalah sebuah proses perubahan atau perpindahan agama yang dilakukan secara individu maupun kelompok. Penulis melihat sebagian dari masyarakat Kejawen Kawruh Jiwa di desa Gombang melakukan konversi agama ke GKJ Gombang Setro sejak datangnya para penginjil yang membawa masuk agama Kristen Protestan disana. Pernah tersiar kabar bahwa agama dijadikan kendaraan politik oleh para penjajah di Indonesia sehingga memicu masyarakat melakukan konversi agama secarapaksa.Perlu diingatbahwa pada saat ini, paksaan bukan merupakan faktor utama dan satu-satunya alasan yang mendorong terjadinya konversi agama, melainkan terdapat bermacam faktor, motif dan tipe konversi. Dalam penyusunan tulisan ini, penulis disarankan untuk menggunakan metode penelitian kualitatif. Semua penjelasan dalam tulisan ini merupakan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis, pernyataan lisan para informan serta perilaku yang dapat diamati oleh penulis pada saat penelitian berlangsung. Penulis juga memakai wawancara dan studi pustaka dengan menggunakan buku-buku yang berkaitan dengan agama suku di Indonesia, konversi agama dan relasi antar iman dan lainnya sebagai teknik pengumpulan data guna membuat tulisan ini. Penelitian yang telah dilaksanakan oleh penulis menghasilkan dua temuan baru, pertama, peristiwa konversi dapat disebabkan oleh bermacam faktor serta mempunyai tipe dan motif yang berbeda. Kedua, terdapat salah satu informan yang perilakunya tidak termasuk dalam faktor, tipe dan motif konversi menurut teori Lewis R. Rambo atau bahkan tidak mengalami konversisamasekali. Temuan kedua masihmenjadi teka-teki untuk penulis, apakah sebenarnya peristiwa itu tidak termasuk dalam konversi atau sebuah bentuk konversi baru. Saat sampai pada tahap analisa hasil penelitian, penulis pernah mencoba memasukkan peristiwa yang dialami beliau ke dalam konversi yang disebabkan oleh faktor kebudayaan. Hal itu sepertinya membuat penulis merasa ragu karenas eolah-olah perilaku pak H menunjukkan seseorang yang menjadi pemeluk dua agama sekaligus. Untuk itu, penulis memberikan saran kepada gereja setempat untuk membantu memecahkan teka-tekinya mengenai peristiwa yang dialami oleh pak H.