Pelaksanaan Perkawinan Menurut Hukum Adat Lampung Pepadun: Studi di Desa Gunung Batin Udik Kecamatan Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah
Main Author: | Apriliarti, Bernita Sari |
---|---|
Other Authors: | Budhayati, Christiana Tri |
Format: | Thesis application/pdf |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Program Studi Ilmu Hukum FH-UKSW
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.uksw.edu/handle/123456789/14630 |
Daftar Isi:
- Perkawinan adat adalah hidup bersama antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan sebagai suami-istri, yang pelaksanaannya melalui berbagai upacara peralihan (Rites de Passage), yang melambangkan perubahan status dari hidup sendiri-sendiri menjadi hidup bersama dan membentuk keluarga. Syarat dan keabsahan dalam perkawinan yang dilangsungkan secara adat, tidak jauh berbeda dengan apa yang ditentukan oleh UU Perkawinan namun dalam perkawinan adat, dalam perkawinan adat kedua calon baik dari pihak laki-laki maupun perempuan tidak ditentukan mengenai batas usia meskipun mengenai usia ini bukanlah sebagai suatu ketentuan yang mutlak. Akan tetapi yang menjadi tolak ukur bagi masyarakat adat untuk dapat melangsungkan perkawinan yaitu setiap laki-laki maupun perempuan di usia berapapun dapat melangsungkan perkawinan secara adat dengan satu kondisi bahwa keduanya sudah mencapai baligh secara biologis (pubertas). Perkawinan adat lampung pepadun ini ternyata masih eksis sampai sekarang, perkawinan menurut hukum adat lampung pepadun ini tidak jauh berbeda dari segi filosofisnya dengan perkawinan pada umumnya. Namun dalam pelaksanaannya dan syarat keabsahannya ada sedikit perbedaan pada usia kedua mempelai yang ternyata tidak di tentukan yang terpenting mereka sudah akhir baligh. Perkawinan menurut hukum adat Lampung ini masih berlaku dan eksis sampei saat ini karena UU Perkawinan sebenarnya mencakup dari kebiasaan di masyarakat dimana hukum itu berada.