Pemahaman Jemaat Gereja Kristen Protestan di Bali “Pniel” Blimbingsari terhadap Penggunaan Gamelan sebagai Musik Pengiring Ibadah
Main Author: | Bunga, Anggrayni Eka Putri Tresna |
---|---|
Other Authors: | Samiyono, David, Engel, Jacob Daan |
Format: | Thesis application/pdf |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Program Studi Teologi FTEO-UKSW
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.uksw.edu/handle/123456789/13458 |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pemahaman jemaat GKPB Pniel Blimbingsari terhadap penggunaan gamelan sebagai musik pengiring ibadah. Gamelan merupakan alat musik tradisional masyarakat Bali yang seringkali digunakan dalam upacara sakral umat Hindu. Oleh karena itu, ketika gamelan digunakan di dalam ibadah Kristen dengan tujuan kontekstualisasi gereja dengan budaya setempat, terjadi kontroversi di kalangan jemaat GKPB Pniel Blimbingsari. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data diambil menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, seperti observasi dan wawancara. Data yang telah didapat kemudian dianalisa menggunakan teori kebudayaan dan musik tradisional. Pada akhirnya penulis menemukan bahwa gamelan merupakan salah satu sarana bagi GKPB Pniel Blimbingsari untuk mengakrabkan diri dengan masyarakat setempat. Melalui gamelan sebagai budaya Bali jemaat ingin mengungkapkan bahwa meskipun beragama Kristen, mereka bukanlah persekutuan yang eksklusif dan juga merupakan orang Bali yang menghargai budaya Bali. Alasan beberapa jemaat tidak setuju dengan penggunaan gamelan sebagai musik pengiring ibadah adalah karena sebagian jemaat yang dulunya berlatarbelakang agama Hindu beranggapan bahwa berani berkomitmen mengikut Kristus berarti harus meninggalkan kehidupan yang lama dan hidup baru bersama Kristus, termasuk meninggalkan budaya umat Hindu. Maka dari itu, GKPB Pniel Blimbingsari terus melakukan pendekatan dengan cara menggunakan gamelan secara berkala di ibadah-ibadah tertentu serta melakukan perkaderan terhadap generasi muda, sehingga jemaat semakin lama mulai menyadari bahwa orang Kristen juga harus bertumbuh bersama dengan masyarakat.