Orang Samaria yang Murah Hati sebagai Eklesiologi GKJ Dagen-Palur Melaksanakan Panggilan Gereja di Tengah Masyarakat

Main Author: Hastuti, Retno Dwi
Other Authors: Titaley, John A.
Format: Thesis application/pdf
Bahasa: ind
Terbitan: Doktor Sosiologi Agama Program Pascasarjana FTEO-UKSW , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.uksw.edu/handle/123456789/13360
Daftar Isi:
  • Orang Samaria yang murah hati (Lukas 10:25-37) telah ditetapkan Majelis GKJ Dagen-Palur sebagai eklesiologi untuk melaksanakan panggilan gereja. Eklesiologi tersebut dalam pendekatan Kristologi telah memenuhi pendekatan Kristus dari atas, Kristus dari bawah maupun Sofia. Majelis Gereja berpandangan bahwa dalam melaksanakan misi sebagai panggilan gereja yang mengacu pada misi era pencerahan maupun misi yang mengindonesia, eklesiologi tersebut merupakan pilihan yang tepat pada saat ini. Agar eklesiologi tersebut dapat dilaksanakan secara efektif, Majelis Gereja terlebih dahulu telah membangun organisasinya dalam model birokrasi dan memasukkan nilai- nilai kelembagaan baru yang diharapkan mampu mendukung program-program kerja yang disusun Majelis selaras dengan eklesiogi yang telah ditetapkan. Pada saat ini, ada seorang anggota Majelis Gereja yang cukup kuat berperan sebagai aktor organisasi yang bertugas “memimpin” dengan gaya kepemimpinan kharismatik. Keberadaan aktor tersebut sebagai bagian dari anggota Majelis Gereja sekaligus sebagai bagian Jemaat dapat diterima semua pihak tanpa menimbulkan konflik. Program kerja yang dilaksanakan adalah program kerja Majelis Gereja, meskipun idea dasar penyusunan program berasal dari anggota Majelis Gereja atau Jemaat yang kemudian dilanjutkan dengan sosialisasi guna mendapatkan tanggapan Jemaat, setelah itu program tersebut ditetapkan dan disahkan dalam rapat Majelis Gereja sebagai program kerja. Penerapan eklesiologi melalui berbagai program kerja yang ditetapkan Majelis Gereja telah dirasakan manfaatnya oleh Jemaat, maupun pihak luar yang membangun komunikasi dengan Majelis Gereja. Dengan demikian, ada kemungkinan Majelis Gereja bersinggungan dengan Klasis maupun Sinode GKJ ketika harus menyelesaikan masalah yang melibatkan ketiga pihak. Dalam jangka pendek, penyelesaian yang dilakukan Majelis Gereja sering menimbulkan ketidakharmonisan dengan Klasis maupun Sinode tetapi pada akhirnya tetap ada solusi yang dapat diterima oleh semua pihak. Dinamika relasi yang berlangsung selama ini antara GKJ Dagen-Palur dengan GKJ yang lain, Klasis, dan Sinode muncul sebagai dampak ketika Majelis Gereja ikut terlibat dalam penyelesaian masalah yang sekaligus merupakan tindakan nyata atas penerapan eklesiologi. Perhatian utama Majelis Gereja adalah pemulihan martabat bagi mereka yang bermasalah tanpa mengabaikan masalah yang harus diselesaikan. Meskipun demikian, tidak selalu cara-cara yang dilakukan GKJ dagen Palur dapat langsung diterima GKJ yang lain, Klasis maupun Sinode sehingga dalam menyelesaikan masalah yang timbul di salah satu GKJ, pihak yang bersangkutan meskipun hanya sesaat menjadi bagian GKJ Dagen-Palur dan kemudian diteguhkan sebagai Gereja yang berdaulat. Cara yang dilakukan Majelis Gereja memang belum lazim dan belum dapat diterima sepenuhnya dalam aras Klasis maupun Sinode, namun melalui cara yang dilakukan oleh Majelis Gereja, pihak yang bermasalah akan mendapatkan solusi bahkan tanpa harus kehilangan martabatnya. Pada waktu mendatang, diperlukan sinergitas antara GKJ Dagen-Palur dengan Klasis dan Sinode sekiranya terjadi masalah di salah satu GKJ.