Perubahan Basis Ekonomi Masyarakatdi Sub-Distrik Atauro Timor Leste dari Tradisional ke Pariwisata Studi Kajian di Desa Vila dan Beloi
Main Author: | Neves, Antonio Isaac De Araujo |
---|---|
Other Authors: | Prabawa, Titi Susilowati |
Format: | Thesis application/pdf |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Magister Studi Pembangunan Program Pascasarjana UKSW
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.uksw.edu/handle/123456789/12739 |
Daftar Isi:
- Masuknya pariwisata di Atauro membuat masyarakat Atauro mulai menaruh harapan bagi keberlangsungan kehidupan (sustainable livelihood) mereka. Sebelum pariwisata hadir di Atauro, masyarakat menggantungkan kehidupan mereka pada sektor pertanian dan kelautan. Hal ini, telah membuat masyarakat Atauro hidup dalam keterbatasan serta berada pada garis kemiskinan. Munculnya kesadaran mengenai potensi wisata yang ada di Atauro tidak lepas dari adanya para agen perubahan yang bergerak memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai konsep ekowisata mengingat Atauro memiliki potensi alam yang bisa menghadirkan nilai ekonomi bagi masyarakat. Para agen perubahan tersebut seperti halnya NGO, investor, dan lembaga gereja berperan penting dalam rangka penyadaran kepada masyarakat Atauro untuk mencoba masuk pada industri pariwisata. Keberadaan industri pariwisata ditanggapi beragam oleh masyarakat baik masyarakat nelayan dan petani serta masyarakat non nelayan dan non petani. Perbedaan sikap antara kedua kelompok masyarakat ini muncul pada taraf bagaimana mereka mencoba masuk pada industri baru tersebut. Hal ini tentu saja bisa di maklumi karena masyarakat terbagi menjadi dua berdasarkan tingkat pendidikan mereka. Namun, pada taraf pergerakan menuju pariwisata, kedua kelompok masyarakat ini seakan terbawa pada satu arah yaitu menjadikan pariwisata sebagai sebuah industri yang menjanjikan tanpa ada alternatif pada sektor lain. Pada taraf inilah peran agen perubahan kembali diperlukan di mana konsep sustainable tourism development belum begitu dipahami oleh masyarakat. Kurangnya pemahaman tersebut dikhawatirkan dapat menimbulkan efek negatif bagi keberlanjutan kehidupan masyarakat Atauro. Para agen perubahan dituntut untuk mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai eksploitasi wisata yang kini sudah terlihat di Atauro untuk disikapi tanpa menghilangkan kearifan lokal serta merusak alam Atauro.xvi Posisi pemerintah juga masih sangat kurang dalam konteks pengembangan pariwisata Atauro. Hal ini menjadi salah satu catatan pada tesis ini sehingga memunculkan beberapa saran yang harus diperhatikan oleh pemerintah. Hendaknya pemerintah juga mulai memperhatikan perkembangan wisata Atauro dan dampaknya terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat. Kondisi perubahan ekonomi Atauro tentu saja akan membawa masyarakat pada iklim persaingan secara ekonomi, jika masyarakat tidak siap maka akan terjadi kesenjangan dan persaingan yang tidak sehat. Selain itu, perbaikan sarana wisata di Atauro juga masih belum tergarap secara serius, maka pemerintah juga dipandang perlu menerapkan regulasi guna memaksimalkan pembangunan sarana-sarana penunjang untuk lebih meningkatkan potensi wisata di Atauro.