Pengelolaan Hara Tanaman Padi Sistem Gogorancah di Lahan Sawah Tadah Hujan = Nutrients Management of The Gogo Rancah Rice System in Rainfed

Main Author: Andrias
Other Authors: Suprihati
Format: Thesis application/pdf
Bahasa: ind
Terbitan: Program Studi Agroteknologi, FPB-UKSW , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.uksw.edu/handle/123456789/11908
Daftar Isi:
  • Lahan sawah tadah hujan merupakan lahan sawah yang dalam setahunnya minimal ditanami satu kali tanaman padi dengan pengairannya sangat bergantung pada hujan. Sawah tadah hujan umumnya memiliki tingkat kesuburan tanah yang rendah, antara lain ditunjukkan oleh rendahnya ketersediaan hara esensial tanaman, terutama N, P, K, dan kandungan bahan organik, serta rendahnya produktivitas tanaman dengan agihan curah hujan yang tidak menentu. Untuk dapat mengatasi ketidak suburan lahan sawah tadah hujan, maka perlu dilakukan pengelolaan tanah terpadu, salah satunya adalah pengelolaan pupuk yang baik dengan menggunakan teknologi Pengelolaan Hara Spesifik Lokasi (PHSL). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan hara terbaik di lahan sawah tadah hujan, khususnya di Desa Semawung, Kec. Andong, Kab. Boyolali sehingga bisa dijadikan sebagai teknologi Pengelolaan Hara Spesifik Lokasi (PHSL). Penelitian pengelolaan hara tanaman padi sistem gogo rancah di lahan sawah tadah hujan telah dilaksanakan di Desa Semawung Kec. Andong, Kab. Boyolali pada bulan Oktober 2015-Januari 2015. Rancangan percobaan acak kelompok dengan delapan perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan merupakan kombinasi dari pupuk NPK, Organofosfat dan pupuk dari jerami. Hasil penelitian menunjukan pengelolaan pupuk NPK maupun kombinasinya dengan Organofosfat maupun jerami berpengaruh nyata-sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah individu per rumpun, nyata terhadap jumlah malai per rumpun, panjang malai, jumlah bulir bernas, dan tidak berpengaruh nyata terhadap persentase bulir bernas dan bobot 1000 butir. Hasil jumlah individu per rumpun, jumlah malai per rumpun, panjang malai, jumlah bulir per rumpun, bulir bernas, pesentase bulir bernas, bobot 1000 butir serta GKP dan GKG pada pemberian jerami pada NPK 15-15-15 dosis 75% tidak berbeda nyata dengan pemupukan 100% NPK 15-15-15 sehingga bisa dijadikan sebagai teknologi Pengelolaan Hara Spesifik Lokasi di Desa Semawung Kec. Andong Kab. Boyolali.
  • Rainfed ricefield, planted at least for one cropping season in a year, depends heavily on rainfall for its water supply. This land generally is low in fertility as indicated by the limited availability of essential plant nutrients in particular nitrogen (N), phosphorus (P), and potassium (K) as well as organic matter. Its productivity is relatively low with a rather erratic precipitation distribution. In order to overcome fertility issue in rainfed land, it is necessary to conduct an integrated nutrient management; one of which is by implementing location-specific nutrient management. This study aims to seek the appropriate nutrient management in rainfed paddy field of Semawung village in the sub-district of Andong of Boyolali regency to be provisioned as a technological tool of location-specific nutrient management. Research on nutrient management of gogo rancah system-based paddy production was carried out from October 2014 to January 2015. The field experiment was arranged in a Randomized Block Design involving eight treatments and three replications for each treatment. Treatments were combinations of NPK fertilizer, Organofosfat, and straw-based organic fertilizer. Nutrient management using NPK fertilizer and its combination with Organofosfat or organic fertilizer had very significant effect on plant height and number of stem per hill, significantly affected number of panicle per hill, panicle length, and number of fully-filled grain but did not result in difference of fully-filled grain percentage and weight of 1000 grains. There was no significant difference between the treatment of 100% of NPK fertilizer and the combination of 75% of NPK fertilizer with straw-based fertilizer regarding these variables: number of stem per hill, number of panicle per hill, panicle length, number of grain per hill, number and percentage of fully-filled grain, weight of 1000 grains, and weight of fresh grain and milled grain yield. Therefore, the latter treatment is feasible as an option of location-specific nutrient management in Semawung village.