Determinan Ibu Memilih Dukun Bayi Tidak Terlatih sebagai Penolong Persalinan di Wilayah Puskesmas Kebar Kabupaten Manokwari
Main Author: | Widyaningrum, Retno |
---|---|
Other Authors: | Wiloso, Pamerdi Giri |
Format: | Thesis application/pdf |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Program Studi Ilmu Keperawatan FIK-UKSW
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.uksw.edu/handle/123456789/11746 |
Daftar Isi:
- Kematian ibu masih merupakan masalah besar yang dihadapi negara di dunia terutama di negara berkembang. Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2010 angka kematian ibu di Indonesia 206/100.000 kelahiran hidup angka tersebut masih tergolong tinggi. Dalam terminologi lokal tenaga non kesehatan ini kenal dengan sebutan dengan dukun bayi/dukun beranak. Dalam lingkungannya, dukun bayi merupakan tenaga terpercaya (Hemiati, 2007). Kepercayaan masyarakat terhadap ketrampilan dukun bayi berkaitan dengan nilai budaya setempat (Manuaba, 2002). Tujuan penelitian ini adalah bagaimana faktor sosial budaya mempengaruhi ibu dalam memilih dukun tidak terlatih sebagai penolong persalinan di wilayah Puskesmas Kebar Kabupaten Manokwari. Fenomena dukun bayi merupakan salah satu bagian yang cukup besar pengaruhnya dalam menentukan status kesehatan ibu dan bayi, karena sekitar 40% kelahiran bayi di Indonesia dibantu oleh dukun bayi. Keadaan ini semakin diperparah karena umumnya dukun bayi yang menolong persalinan tersebut bukan dukun terlatih. Dalam konteks budaya (tradisi) masyarakat kita sering terdapat kebiasaan-kebiasaan yang kadang-kadang merugikan bahkan membahayakan kesehatan bagi wanita hamil dan ibu pasca bersalin. Hasil penelitian menunjukkan keempat partisipan tidak hanya memeriksakan kehamilan pada tenaga kesehatan, tetapi juga pada dukun kampung, kecenderungan ibu memilih dukun bayi sebagai penolong persalinan adalah tingkat pendidikan yang masih rendah, faktor budaya yang masih terikat di distrik Kebar, faktor ekonomi, dan jarak jarak rumah yang jauh dengan layanan kesehatan.