Deteksi Cemaran Coliform dan Salmonella sp. pada Tempe Kedelai dari Kecamatan Sidorejo dan Tingkir, Kota Salatiga = Detection of Coliform and Salmonella sp. Contamination in Soybean Tempe in the District of Sidorejo and Tingkir, Salatiga
Main Author: | Kusuma, Rizky Dewi Darma |
---|---|
Other Authors: | Dewi, Lusiawati |
Format: | Thesis application/pdf |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Program Studi Biologi FB-UKSW
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.uksw.edu/handle/123456789/10316 |
Daftar Isi:
- Tidak diijinkan diunggah ke dalam aplikasi Repositori Perpustakaan Universitas dikarenakan sudah diseminarkan dalam Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek 2016 di Universitas Muhammadiyah Surakarta dan dipublikasikan dalam bentuk prosiding, serta akan diunggah secara online (publikasiilmiah.ums.ac.id).
- Tempe kedelai merupakan produk makanan hasil fermentasi oleh Rhizopus sp. dan berpotensi sebagai sumber protein nabati. Tempe didapatkan melalui tahapan pensortiran kedelai, pemasakan, perendaman (pengasaman), pencucian, penirisan, peragian, dan pengemasan. Namun, sebagian sumber daya pekerja berkualitas rendah, bahan, proses, dan tempat pengolahan sederhana, serta peralatan pengolahan konvensional menyebabkan tempe berisiko terkontaminasi mikroba patogen. Standar tempe kedelai pada SNI 3144-2015 menunjukkan batas cemaran coliform maksimal 10 APM/g dan Salmonella sp. negatif/25g. Kota Salatiga memiliki pengrajin tempe berkemasan plastik di Kecamatan Sidorejo dan Tingkir dengan skala produksi 50-100kg/hari. Besarnya skala produksi menyebabkan produsen perlu menyesuaikan standar produknya agar memiliki produk bermutu dan aman ketika didistribusikan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi dan mendapatkan data jumlah cemaran coliform serta Salmonella sp. pada tempe kedelai berkemasan plastik yang diproduksi di Kecamatan Sidorejo dan Tingkir, Kota Salatiga dengan standar ketentuan SNI 3144-2015. Sampel berasal dari total 35% pengrajin tempe berkemasan plastik dengan skala produksi 50-100kg/hari yang dipilih secara acak. Deteksi jumlah cemaran coliform menggunakan metode Most Probable Number (MPN) dengan tahapan Uji Dugaan dan Uji Penegasan, sedangkan Salmonella sp. dideteksi dengan medium Salmonella Shigella Agar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua sampel yang diujikan belum memenuhi standar dengan jumlah cemaran coliform tertinggi 1.100 APM/g dan terendah 36 APM/g, serta ditemukan satu sampel yang tercemar Salmonella sp.. Pencemaran diketahui berasal dari air untuk produksi, lingkungan produksi, dan pekerja yang minim pemahaman sanitasi.