analisis pengendalian kualitas dengan metode six sigma untuk meminimasi defect pada produk kain (studi kasus pt sukuntex)
Main Author: | Fitria, Laelatul |
---|---|
Format: | Bachelors NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umk.ac.id/16488/1/Hal.%20Judul.pdf http://eprints.umk.ac.id/16488/2/BAB%20I.pdf http://eprints.umk.ac.id/16488/3/BAB%20II.pdf http://eprints.umk.ac.id/16488/4/BAB%20III.pdf http://eprints.umk.ac.id/16488/5/BAB%20IV.pdf http://eprints.umk.ac.id/16488/6/BAB%20V.pdf http://eprints.umk.ac.id/16488/7/Daftar%20Pustaka.pdf http://eprints.umk.ac.id/16488/8/Lampiran.pdf http://eprints.umk.ac.id/16488/ |
Daftar Isi:
- Pengendalian kualitas harus dilakukan dengan baik sehingga perusahaan dapat menghadapi persaingan sebuah industri. Salah satunya pada perusahaan penghasil tekstil, yaitu PT Sukuntex yang memproduksi kain katun, kain polyester, dan kain rayon dengan sistem produksi make to order. PT Sukuntex melakukan pengendalian kualitas dengan menginspeksi setiap kain yang diproduksi pada divisi quality control. Pada penelitian ini dilakukan analisis pengendalian kualitas kain polyester dengan metode six sigma tahapan DMAI (Define-Measure-Analyze-Improve). Hasil dari penelitian ini terdapat 3 cacat yang dominan berdasarkan diagram paretonya yaitu tebal tipis, renggang, dan kotor oli. Pada perhitungan nilai DPMO diperoleh hasil 49.825,15 meter dengan nilai sigma yang diperoleh adalah 3,15. Nilai tersebut sudah cukup baik untuk industri di Indonesia. Tetapi masih perlu dilakukan upaya perbaikan agar nilai sigma dapat terus meningkat. Sehingga dilakukan analisis penyebab cacat dengan fishbone diagram yang menghasilkan adanya faktor manusia, mesin, metode, dan lingkungan. Kemudian melakukan analisis prioritas perbaikan dengan metode FMEA-AHP, dimana FMEA menganalisis ranking penyebab cacat, kemudian memprioritaskan perbaikan berdasarkan bobot dengan AHP. Pada tahapan improve membuat rencana perbaikan menggunakan metode 5W+1H.