pengukuran beban kerja mental operator quality control menggunakan metode nasa-tlx dan swat (studi kasus pt sukuntex)
Main Author: | KHAMILIA, NUR |
---|---|
Format: | Bachelors NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umk.ac.id/16468/1/Hal.%20Judul.pdf http://eprints.umk.ac.id/16468/2/BAB%20I.pdf http://eprints.umk.ac.id/16468/3/BAB%20II.pdf http://eprints.umk.ac.id/16468/4/BAB%20III.pdf http://eprints.umk.ac.id/16468/5/BAB%20IV.pdf http://eprints.umk.ac.id/16468/6/BAB%20V.pdf http://eprints.umk.ac.id/16468/7/Daftar%20Pustaka.pdf http://eprints.umk.ac.id/16468/8/Lampiran.pdf http://eprints.umk.ac.id/16468/ |
Daftar Isi:
- Kinerja karyawan dapat dipengaruhi beban kerja. Secara umum beban kerja yang diterima pekerja berupa beban fisik dan beban mental. Beban mental merupakan pekerjaan yang lebih melibatkan fungsi otak. PT SUKUNTEX merupakan salah satu pabrik textile di Kudus yang memiliki operator Quality Control (QC). Operator QC yang bekerja memastikan kualitas produk kain. Perubahan grafik reject kain yang tidak terprediksi, pekerjaan yang dinamis membuat operator cenderung terbebani. Hal tersebut menyebabkan terganggunya konsentrasi, sehingga memicu operator melakukan aktivitas lalai yang dapat menimbulkan human error. Hasil pengukuran beban mental menggunakan metode NASA-TLX operator QC berada dalam kategori tinggi. Sedangkan berdasarkan metode SWAT, beban mental terkategori sedang dengan faktor yang paling berpengaruh dalam aktivitas kerja yaitu waktu (Time), dimana pada shift pagi sebesar 43% dan pada shift siang sebesar 47%. Terdapat 7 faktor dominan yang menyebabkan beban mental pada operator QC berdasarkan analisa fishbone menggunakan metode NASA-TLX dan SWAT