Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tradisi Ngirim Bulus yang diceritakan dan tidak lepas dari nilai-nilai budaya dan nilai-nilai sosial yang sangat kuat pengaruhnya terhadap pendengar cerita Ngirim Bulus. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis nilai budaya yang ada dalam tradisi Ngirim Bulus, (2) untuk menganalisis nilai sosial yang ada dalam tradisi Ngirim Bulus, (3) untuk mengetahui bagaimana tahapan dalam tradisi Ngirim Bulus. Tradisi merupakan gagasan dari masa lalu yang berasal dari masalalu, namun masih ada hingga kini dan belum dihancurkan atau dirusak. Mengirim bulus (mengirim makanan) ke juru kunci Bulusan bisa berupa makanan sederhana dengan berisi nasi dan telur. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan resepsi sastra yang dilaksanakan di Desa Hadipolo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus. Objek penelitian ini adalah cerita tradisi lisan Ngirim Bulus. Sumber data pada penelitian ini adalah juru kunci Bulusan, tokoh masyarakat, dan masyarakat sekitar yang mengetahui cerita mengenai Ngirim Bulus. Penelitian ini menggunakan Teknik data berupa observasi, wawancara, pemotretan, perekaman, pencatatan dan transkipsi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, menggunakan analisis kualitatif dengan reduksi data, model data, dan penarikan simpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa nilai budaya dalam tradisi Ngirim Bulus yaitu, wujud ideal/gagasan, wujud aktivitas, wujud artefak. Selain itu, terdapat beberapa nilai sosial dalam tradisi Ngirim Bulus yaitu, pengabdian, tolong menolong, kekeluargaan, kepedulian, empati, keadilan, kerjasama. Adapun prosesi tradisi Ngirim Bulus dilakukan beberapa urutan (1) menyiapkan bahan-bahan, (2) memasak beras dan merebus telur, (3) memasukkan nasi dan telur ke wadah, (4) mengirim ke juru kunci, (5) meminta doa ke juru kunci, (6) memberikan makanan ke bulus. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) terdapat nilai budaya dalam tradisi Ngirim Bulus yang berwujud gagasan, aktivitas, dan artefak. (2) terdapat nilai sosial dalam tradisi Ngirim Bulus dengan bentuk pengabdian, tolong menolong, kekeluargaan, kepedulian, empati, keadilan dan kerjasama. (3) masyarakat yang mendatangi juru kunci dengan mengatakan maksud dan tujuan datang melakukan kirim bulus, kemudian juru kunci menuju ke kolam penangkaran lalu membacakan doa, kemudian nasi putih dan telur rebus tersebut diberikan kepada bulus yang berada di kolam penangkaran