Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur cerita rakyat tradisi perang obor Desa Tegalsambi Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara serta menganalisis fungsi Tradisi Perang Obor. Acara Tradisi Perang Obor diadakan setiap tahun sekali, tepatnya pada hari Senin Pahing malam Selasa Phon di bulan Besar (Zullhijah). Tradisi Perang Obor diadakan atasa dasar kepercayan warga Deasa Tegalsambi terhadap peristiwa atau kejadian yang pernah ada pada masa lampau. Analisis struktur adalah unsur pembangun satu kesatuan dan memberikan makna yang menyeluruh dalam karya sastra. Teori Analisis Struktur yang digunakan dalam penelitian ini adalah 13 hukum epos (epic law) teori dari Axel Orlix yang merupakan suatu hukum yang diterapkan untuk menganalisis mite, legenda, dan epik yang digagasnya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang dilakukan di Desa Tegalsambi Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara. Objek penelitian ini adalah cerita rakyat tradisi perang obor. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan transkripsi data. Analisis data yang digunakan da lam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa cerita rakyat tradisi Perang Obor memiliki 9 Hukum epos (epic law), yakni (1) Hukum pembuka dan penutup, (2) Hukum pengulangan, (3) Hukum dua tokoh di dalam suatu adegan, (4) Hukum keadaan berlawanan,(5) Hukum pentingnya tokoh-tokoh yang keluar pertama dan yang keluar terakhir, (6) Hukum atau pokok suatu cerita saja dalam suatu cerita, (7) Hukum penggunaan adegan-adega tablo, (8) Hukum logika legenda, (9) Hukum kesatupaduan rencana cerita. Adapun fungsi cerita rakyat Fungsi sebagai pengesahan pranata-pranata dan lembaga kebudayaan, Fungsi sebagai alat pendidikan, dan Fungsi Sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu di patuhi anggota kolektifnya. Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa cerita rakyat tradisi Perang Obor memiliki struktur naratif yang sederhana karena hanya memiliki 9 hukum epos (epic law). Dalam cerita rakyat tidak semuanya harus memiliki 13 hukum epos secara lengkap. Hal ini bergantung pada masing-masing karakteristik cerita rakyat. Kaitanya dengan fungsi dalam cerita rakyat tradisi Perang Obor mengandung 3 fungsi. Cerita rakyat yang memiliki fungsi tertentu maka segala tindakan manusia memiliki batas dan pedoman. Fungsi cerita rakyat yang ada menjadi sebuah pengingat dan aturan dalam masyarakat.