Daftar Isi:
  • Aspek pemicu kecemasan dalam pembelajaran daring yaitu kurang memahami materi, kesulitan mengerjakan tugas dengan baik sesuai batas waktu, memiliki keterbatasan dalam mengakses internet, menghadapi berbagai kendala teknis, kurangnya bimbingan orang tua, kompetisi antar siswa, hubungan siswa dengan guru, dan fasilitas untuk pembelajaran daring. Untuk mengatasi siswa yang mengalami kecemasan menghadapi pembelajaran daring maka peneliti mengatasinya dengan menggunakan konseling rational emotif therapy yang diharapkan mampu mengatasi kecemasan siswa dan mengubah pola pikir siswa. Karena konseling rational emotif therapy ini membantu pola pikir siswa yang mengalami kecemasan, sehingga peneliti menggunakan salah satu teknik dalam konseling rational emotif therapy yaitu desensitisasi sistematis untuk membantu mengatasi siswa yang kecemasan menghadapi pembelajaran daring agar siswa tersebut memiliki tingkah laku dan pola pikir yang sesuai dengan lingkunganya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang disusun dalam bentuk studi kasus. Subjek yang diteliti ada 2 siswa kelas VIII SMP N 2 Gebog Kudus yang mengalami kecemasan menghadapi pembelajaran daring. Penelitian ini bertujuan : (1) Mendiskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan siswa menghadapi pembelajaran daring pada siswa di SMPN 2 Gebog Kudus (2) Teratasinya kecemasan siswa menghadapi pembelajaran daring melalui konseling Rational Emotive Therapy dengan teknik desensitisasi sistematis di SMPN 2 Gebog Kudus. Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi yang dilakukan secara mendalam sehingga nantinya akan mendapatkan hasil yang akurat terhadap permasalahan yang diteliti oleh penulis. Instrumen penelitian dalam penelitian ini menggunakan instrumen observasi dan intrumens wawancara. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa konseli mengalami kecemasan menghadapi pembelajaran daring yang ditandai dengan tidak memahami materi, ketakutan terhadap tugas daring, kurang berkonsentrasi dalam belajar, mengalami hambatan dalam pembelajaran, dan takut tidak naik kelas. Untuk membantu konseli dalam mengatasi kecemasan menghadapi pembelajaran daring maka diberikan konseling rational emotif therapy teknik desensitisasi sistematis. Dengan menggunakan konseling rational emotif therapy teknik desensitisasi sistematis dapat menghasilkan perubahan tingkah laku pada klien untuk mampu memahami materi, tidak takut dengan tugas, mampu berkonsentrasi belajar, tidak ada hambatan belajar, dan yakin mampu naik kelas.