Kajian Pustaka: Penanganan Megakolon Idiopatik pada Kucing

Main Authors: Putrawan, Baja Sadhayu, Saputra, I Dewa Ketut Ari, Yudeska, Citra, Apsari, Ni Luh Putu Nadia, Musdalifa, Annisa, Pratiwi, Baiq Indah, Batan, I Wayan
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University , 2022
Online Access: https://ojs.unud.ac.id/index.php/imv/article/view/80221
https://ojs.unud.ac.id/index.php/imv/article/view/80221/47588
Daftar Isi:
  • Kucing rentan terhadap beberapa gangguan sistem pencernaan seperti megakolon.  Megakolon merupakan suatu kondisi abnormalitas dilatasi dari kolon dan rendahnya motilitas dari kolon, hal ini biasanya dihubungkan dengan adanya akumulasi material feses yang tidak dapat dikeluarkan.  Kasus ini jarang dilaporkan pada anjing, akan tetapi sering dilaporkan terjadi pada kucing.  Megakolon dapat terbentuk oleh beberapa penyebab, baik primer ataupun sekunder.  Salah satu penyebab sekunder adalah obstructive lessions yang pada umumnya adalah fraktur tulang pelvis. Penyebab potensial lainnya termasuk kanker pada usus besar atau komplikasi yang terkait dengan operasi usus sebelumnya.  Kucing yang mengalami megakolon menunjukkan tanda klinis seperti sulit buang air besar, adanya darah dalam feses, feses keras dan kering, atau tidak adanya defekasi.  Diagnosis megakolon didasarkan pada riwayat pasien, pemeriksaan klinis, dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan penunjang radiografi bagian abdomen.  Kucing penderita biasanya memiliki riwayat lesu, nafsu makan berkurang, dan kegagalan untuk buang air besar dalam periode waktu yang panjang.  Penanganan dari kasus megakolon dapat dilakukan secara konservatif seperti terapi medis atau pembedahan.  Manajemen konservatif mencakup pemberian obat pencahar, enema, dan evakuasi digital tinja dari dalam kolon, sedangkan untuk pembedahan dapat dilakukan koloplasti, kolektomi total atau kolektomi parsial.