Laporan Kasus: Sporotrikosis pada Kucing Persia

Main Authors: Maharani, Sukma, Nururrozi, Alfarisa, Yunartono, Yanuartono, Indarjulianto, Soedarmanto
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University , 2020
Online Access: https://ojs.unud.ac.id/index.php/imv/article/view/66489
https://ojs.unud.ac.id/index.php/imv/article/view/66489/37153
Daftar Isi:
  • Sporotrikosis adalah infeksi kronik yang disebabkan oleh fungi Sporothrix schenckii. Sporotrikosis terbagi menjadi dua jenis, yaitu tipe kulit primer dan sistemik.  Seekor kucing persia berumur satu tahun dengan bobot badan 3,7 kg diperiksa dengan keluhan banyak luka di kulit, kurus, dan sesak nafas selama beberapa minggu. Hasil pemeriksaan klinis menunjukkan adanya ulserasi disertai papula dan nodul kecil pada kulit punggung, pangkal ekor dan kaki. Pemeriksaan hematologi menunjukkan hasil kucing mengalami leukositosis (WBC 32.900 sel/mm3) dengan neutrofilia, limfositopenia dan hiperproteinemia. Pemeriksaan histopatologi kulit ditemukan adanya radang granulomatosa. Kultur pada media Sabaraud Dextrose Agar terisolasi dan teridentifikasi fungi S. schenckii.  Kucing didiagnosis mengalami infeksi sporotrikosis dengan prognosis dubius. Pengobatan dilakukan dengan pemberian itraconazol (10 mg/kg BB s1dd, PO); dan hepatovit (0,4 mL s1dd, PO). Kucing mulai menunjukkan perbaikan kondisi pada hari ke-14 pengobatan. Ulserasi kulit mulai berkurang dan area kulit yang terbuka mulai tertutup. Pengobatan antifungal sistemik dapat dilanjutkan hingga 1-2 bulan sambil dilakukan observasi kesembuhan secara klinis.