Daftar Isi:
  • Kurang berfungsinya indera penglihatan merupakan faktor utama yang menyebabkan minimnya pemahaman anak tunanetra terhadap materi pelajaran karena anak tunanetra membutuhkan sesuatu yang bersifat kongkret, termasuk pada materi pembelajaran matematika. Sebagian anak tunanetra mengalami kesulitan dalam hal operasi dasar berhitung yaitu penjumlahan dan pengurangan secara menurun. Oleh karena itu, agar operasi hitung penjumlahan dan pengurangan secara menurun dapat dipahami dan diselesaikan dengan baik oleh anak tunanetra diperlukan suatu media yang mudah, cepat, jelas, dan mampu menggambarkan konsep dari operasi penjumlahan dan pengurangan menurun. Salah satu media yang dianggap peneliti sesuai dalam meningkatkan kemampuan operasi penjumlahan dan pengurangan secara menurun pada anak tunanetra kelas rendah yaitu media blokjes. Pada media blokjes ini pengerjaan dilakukan secara menurun sebagaimana layaknya anak awas dalam menghitung suatu operasi penjumlahan dan pengurangan secara menurun, sehingga terjadi suatu pernggambaran konsep operasi hitung penumlahan dan pengurangan secara menurun oleh anak tunanetra. Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka muncul rumusan masalahnya yaitu apakah penggunaan media blokjes dalam operasi penjumlahan dan pengurangan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tunanetra. Untuk menjawab permasalahan tersebut maka peneliti dipergunakan suatu desain penelitian, yaitu A-B-A. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dan hasilnya ditampilkan dalam bentuk grafik. Hasil penelitian menunjukan bahwa setelah diberikan intervensi dengan menggunakan media blokjes dalam operasi penjumlahan dan pengurangan menurun dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tunanetra. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil kedua subjek penelitian ini. Pada subjek pertama (FJR) peningkatan ditandai dengan persentase mean level pada baseline-2 lebih besar dibandingkan baseline-1. Mean level pada baseline-1 sebesar 50%, pada intervensi sebesar 91,875%, sedangkan pada baseline-2 sebesar 93,75%. Pada subjek kedua (BGJ) peningkatan ditandai dengan persentase mean level pada baseline 2 lebih besar dibandingkan baseline-1. Mean level pada baseline-1 sebesar 10% pada intervensi sebesar 69,375% sedangkan pada baseline-2 sebesar 78,75%. Maka diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan media blokjes dalam operasi penjumlahan dan pengurangan secara menurun dapat meningkatkan