Daftar Isi:
  • Mengingat pentingnya kedudukan bahasa Indonesia bagi kita, wajarlah bila ia dijadikan salah satu mata pelajaran utama di sekolah-sekolah. Untuk itu siswa dituntut mampu menggunakannya dengan baik dan benar dalam semua aspek keterampilan berbahasa, di antaranya mengarang. Siswa SMA yang sudah bertahun-tahun mendapatkan pelajaran bahasa Indonesia seyogianya sudah dapat memenuhi tuntutan tersebut. Namun bagaimana kenyataannya yang sebenarnya? Dengan menggunakan teori Analisis Kesalahan Bahasa (AKB) sebagai metode kerja, penulis meneliti 146 karangan eksposisi siswa kelas II SMA Kegeri I Bandung, tahun ajaran 1983-1984, yang dijadikan sampel sebuah studi kasus, untuk menjawab sejumlah pertanyaan. Hasil yang diperoleh adalah: 1. Ternyata masih banyak dijumpai kesalahan bahasa (ejaan, kata, bentukan kata, dan bentukan kalimat) dalam karangan mereka. A. Frekuensi Kesalahan 1) Dalam satuan kalimat: 67 % (1906 dari 2859) kalimat dalam karangan siswa tersebut tergolong kalimat salah (mempunyai kesalahan bahasa). 2) Menurut jenis kesalahan: 75% berupa kesalahan ejaan 14% berupa kesalahan bentukan kalimat.