PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN SISWA TERHADAP MATEMATIKA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL KELAS VII G SMP NEGERI 1 KECAMATAN BUNGKAL

Main Author: Widiarti, Arisma
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://eprints.umpo.ac.id/5472/1/HALAMAN%20DEPAN.pdf
http://eprints.umpo.ac.id/5472/2/BAB%201.pdf
http://eprints.umpo.ac.id/5472/3/BAB%202.pdf
http://eprints.umpo.ac.id/5472/4/BAB%203.pdf
http://eprints.umpo.ac.id/5472/5/BAB%204.pdf
http://eprints.umpo.ac.id/5472/6/BAB%205.pdf
http://eprints.umpo.ac.id/5472/7/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
http://eprints.umpo.ac.id/5472/8/LAMPIRAN.pdf
http://eprints.umpo.ac.id/5472/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mendeskripsikan penerapan metode pembelajaran bermain peran yang dapat menurunkan kecemasan siswa terhadap matematika pada materi Aritmatika sosial kelas VII G SMP N 1 Kecamatan Bungkal. (2) Mengetahui penurunan kecemasan siswa terhadap matematika setelah diterapkan metode pembelajaran bermain peran pada materi Aritmatika sosial kelas VII G SMP N 1 Kecamatan Bungkal. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan dua siklus, tiap siklus terdiri dari tiga pertemuan.. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII G SMP N 1 Kecamatan Bungkal yang berjumlah 26 siswa yang terdiri dari 13 laki-laki dan 13 perempuan. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data meliputi angket kecemasan matematika siswa, wawancara dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran guru dan siswa. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif terhadap data yang diperoleh Berdasarkan hasil penelitian diperoleh penerapan metode pembelajaran bermain peran dapat menurunkan kecemasan siswa terhadap matematika. Penerapan metode pembelajaran yang berbasis simulasi ini dapat menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan tidak membosankan. Persentase rata-rata keterlaksanaanpembelajaran guru siklus I dan II secara berturut-turut adalah sebesar 86.67% dan 96.66% dimana keduanya telah mencapai kriteria baik. Begitu pula dengan persentase rata-rata skor keterlaksanaan pembelajaran siswa siklus I dan II yang telah mencapai kriteria cukup dan baik , yaitu secara berturut-turut sebesar 73.20% dan 88.20%. Dari hasil analisis angket presentase tingkat kecemasan matematika mengalami penurunan menuju kecemasan rendah pada tiap siklusnya. Pada pra siklus dieroleh kecemasan matematika tingkat rendah sebesar 19,23% atau 5 siswa, kecemasan matematika tingkat sedang 42,30% atau 11 siswa, dan kecemasan matematika tingkat tinggi 38.46% atau 10 siswa. Pada siklus I kecemasan matematika tingkat rendah mengalami kenaikan yaitu menjadi 42,30% atau 11 siswa, sedangkan kecemasan matematika tingkat sedang dan tinggi mengalami penurunan yaitu 34.61% atau 9 siswa dan 23.07% atau 6 siswa. Pada siklus II kecemasan matematika tingkat rendah mencapai 73,07% atau 19 siswa, kecemasan matematika tingkat sedang 19,23% atau 5 siswa, dan kecemasan matematika tingkat tinggi 7,69% atau 2 siswa.