Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran berbasis masalah lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional ditinjau dari kemampuan berfikir kritis dan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. Hal ini didasarkan pada hasil observasi yang menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam memberikan argumen, menyatakan dan mengaplikasikan konsep, menetukan strategi dan taktik dalam menyelesaikan masalah masih rendah. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan populasi yang diambil yaitu siswa kelas VII MTs-N Sampung Ponorogo. Sampel yang dipilih adalah kelas VII A yang diberikan perlakuan model pembelajaran konvensional dan kelas VII B yang diberikan model pembelajaran berbasis masalah. Teknik pengumpulan data menggunakan tes. Untuk mendapatkan data awal, peneliti menggunakan pretest dan untuk mendapatkan data akhir menggunakan postest. Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisa kemapuan berfikir kritis dan kemampuan pemahaman konsep adalah mengunakan uji-t dan uji Mann Withney U. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, dengan taraf signifikansi 5%, kemampuan berfikir kritis siswa dengan menggunakan model pembelajaran bebasis masalah lebih baik dari pada siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Sejalan dengan hal tersebut, kemampuan pemahaman konsep siswa yang menggunakan model pembelajaran bebasis masalah juga lebih baik dari pada siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa model pembaelajaran berbasis masalah lebih baik daripada model pembelajaran konvensional ditinjau dari kemampuan berfikir kritis dan kemampuan pemahaman konsep siswa. Kata kunci: Pembelajaran berbasis masalah (PBM), Kemampuan Berfikir Kritis, Kemampuan Pemahaman Konsep.