Daftar Isi:
  • Banyak budaya masyarakat perawatan masa nifas berdasarkan budaya jawa yang secara umum masih banyak dilakukan ibu saat nifas pada keluarga dan bertentangan dengan kesehatan. Sehingga sangat perlu diteliti budaya praktek perawatan nifas di masyarakat. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui budaya masyarakat tentang perawatan masa nifas berbasis transkultural pada Keluarga Jawa di Desa Baosan Kidul, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan desain fenomenologi. Informan penelitian ini berjumlah lima orang dengan kriteria ibu nifas yang bersuku Jawa, sedang nifas atau pernah mengalami nifas dan bersedia diwawancarai. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dengan menggunakan alat perekam video dan alat tulis. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya budaya praktek perawatan masa nifas tarak makan dan aktifitas yang masih dilakukan antara lain: 1) Budaya yang dipertahankan: minum jamu kunyit, wuwung, duduk kaki lurus (tapih). 2) Budaya yang dinegosiasi: tidak keluar rumah sebelum masa nifas selesai, tidak makan telur dan daging ayam, tidak makan panas dan pedas, tidak tidur siang, tidak makan padat setelah petang, tidak bersengama (campur), tidak makan bawang putih, konsumsi sayuran hijau. 3)Budaya yang direstrukturisasi: senden, memakai centing, pijat rahim (nyengkakne weteng), tidak konsumsi banyak air, tidak makan jemek (pisang). Kesimpulan dari penelitian budaya perawatan nifas yang harus direstrukturisasi karena bertentangan dengan kesehatan yaitu, pijat rahim (nyengkakne weteng). Sedangkan budaya yang masih dapat dinegosiasi adalah tidak bersenggama (campur). Budaya yang masih dapat dipertahankan yaitu minum jamu kunyit. Kata Kunci : Transkultural, Perawatan Masa Nifas, Budaya Masyarakat Jawa