HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PRAKTEK PENGELOLAAN PESTISIDA PETANI PENYEMPROT HAMA DENGAN TINGKAT KERACUNAN PESTISIDA (STUDI PADA PETANI TEMBAKAU DI DESA TEGALREJO KEC. NGADIREJO, KAB, TEMANGGUNG)
Main Author: | SUKMAWATI, ETA DIAN |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed application/pdf |
Terbitan: |
, 2000
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.undip.ac.id/8656/1/0832.pdf http://www.fkm.undip.ac.id http://eprints.undip.ac.id/8656/ |
Daftar Isi:
- Keracunan pestisida adalah dampak yang ditimbulkan oleh pemaparan pestisida yang berlebihan, biasanya terjadi pada petani penyemprot hama. Hasil pemeriksaa cholinesterase dalam darah dapat digunakan untuk mengidentifikasi terjadinya keracunan pestisida. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya keracunan pestisida adalah dosis dan jenis pestisida, faktor luar tubuh (masa kerja, tingkar keracunan pestisida, suhu lingkungan, arah serta kecepatan angin) faktor dalam tubuh( usia, tingkat kesehatan, status gizi dan sex) serta praktek pengelolaan pestisida oleh petani pengguna. Data sekunder dari Dinkes II Temanggung didapatkan bahwa 40,2% petani mengalami keracunan pestisida. Selain itu petani penyemprot pestisida mempunyai karakteristik yang berbeda-beda karena belum dibentuknya regu penyemprot hama. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara karakteristik dan praktek pengelolaan pestisida petani penyemprot hama dengan tingkat keracunan pestisida yang terjadi. Penelitian dilakukan pada petani tembakau yang melakukan penymprotan hama di desa Tegalrejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung. Sampel 44 orang yang didapatkan secara purposif dari populasi yang berjumlah 80 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner dan pemeriksaan secara laboratorium terhdap kadar cholinesterase dalam darah menggunakan tintometer. Pengolahan data dilakukan dengan SPSS 6.0 dan pengujian menggunakan uji koefisien korelasi serta uji spearman. Hasil penelitian adalah 75% responden berjenis kelamin pria sebagian besar 65% berumur 21-40 th, sedangkan tidak tamat SD (47,7%). masa kerja sebagian responden dalam kategori kurang, sedangkan untuk sikap 59,1% responden cukup baik. Dalam praktek 61,4% responden masih kurang baik dalam pengelolaan pestisida. Dari hasil pemeriksaan terhadap kadar cholinesterase didapatkan bahwa 63,3% responden mengalami keracunan ringan. Hsil uji hubungan antara variabel bebas dan terikat menunjukkan bahwa jenis kelamin, umur dan praktek pengelolaan pestisida mempunyai hubungan dengan tingkat keracunan pestisida, sedangkan tingkat pendidikan formal dan masa kerja tidak berhubungan dengan tingkat keracunan pestisida. Saran yang diajukan untuk meningkatkan upaya kesehatan petani pengguna pestisida adalah peningkatan pengetahuan dan pelatihan teknis mengenai pengelolaan pestisida yang benar, monitoring kesehatan petani penyemprot, serta memotivasi masyarakat untuk membentuk regu penyemprot hama. Kata Kunci: KARAKTERISTIK PETANI PENYEMPROT HAMA