Pengelolaan Kawasan Pesisir Kota Semarang: Sebuah Potret Berkelanjutan
Main Authors: | Yesiana, Reny, Yuniartanti, Rizki Kirana, Wulansari, Amalia |
---|---|
Format: | Proceeding NonPeerReviewed application/pdf |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.undip.ac.id/49795/1/4.9.Prosiding_Reny_Yesiana.pdf http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jpk/pages/view/Conferences http://eprints.undip.ac.id/49795/ |
Daftar Isi:
- Kenaikan muka air laut menyebabkan tergenangnya air di wilayah daratan dekat pantai. Dampak lain yang diakibatkan oleh naiknya muka laut adalah erosi pantai, berkurangnya salinitas air laut, menurunnya kualitas air permukaan, dan meningkatnya resiko banjir juga mengakibatkan terjadinya abrasi. Kondisi bergesernya garis pantai ke arah daratan juga terjadi di Kota Semarang. Perubahan garis pantai terlihat dalam waktu 12 sebesar 49,54 meter di wilayah Kecamatan Tugu Semarang. Jika hal ini terus meningkat pada tahun-tahun mendatang tentu saja, hal ekstrim yang terjadi adalah hilangnya Kota Semarang. Lingkup wilayah kajian ini adalah wilayah pesisir yang meliputi enam kelurahan di Kota Semarang, yaitu Mangkang Kulon, Mangunharjo, Mangkang Wetan, Karanganyar, Tugurejo dan Trimulyo. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif, dengan mengacu pada literatur yang ada, sedangkan teknik pengumpulan data melalui telaah dokumen dan observasi di lapangan. Pengelolaan kawasan pesisir di Kecamatan Tugu dan Kecamatan Genuk meliputi sinergitas stakeholder, kegiatan rehabilitasi mangrove, pembangunan alat pemecah ombak (APO), diversifikasi budidaya ikan tambak dan usaha pengolahan, pengembangan sistem informasi iklim dan pemanfaatan hutan mangrove sebagai fungsi ekologi, edukasi dan wisata (ekoeduwisata). Program-program yang dilakukan pada pengelolaan kawasan pesisir Kota Semarang dalam rangka menyelamatkan lingkungan dan meningkatkan taraf ekonomi masyarakat pesisir, sehingga pengelolaan tidak hanya berfokus pada konsep ekologi, namun juga konsep ekonomi partisipatif.