Prediksi Perubahan Penggunaan Lahan Terbangun Terhadap Kesesuaian Rancangan Tata Ruang Wilayah Menggunakan Regresi Logistic Binner Berdasar Data Spasial dan Penginderaan Jauh di Kota Semarang

Main Authors: Ruslisan, R, Zahira, Faiza Syifa, Dharmasanti, Roswita
Format: Proceeding NonPeerReviewed application/pdf
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://eprints.undip.ac.id/49783/1/1.5.Prosiding_Ruslisan.pdf
http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jpk/pages/view/Conferences
http://eprints.undip.ac.id/49783/
Daftar Isi:
  • Wilayah perkotaan merupakan suatu wilayah yang rentan mengalami perubahan penggunaan lahan yang cenderung kearah lahan terbangun. Terdapat konsep tata ruang wilayah yang membahas mengenai ketersediaan Ruang Terbuka Hijau yang dapat menunjang ketersediaan oksigen bagi kehidupan dan penetralisir polusi karbon. Hal tersebut terkait berkaitan dengan pengendalian alih fungsi lahan menjadi lahan terbangun di suatu wilayah. Kota Semarang termasuk kota besar yang memiliki potensi perubahan penggunaan lahan terbangun yang pesat karena memiliki daya tarik yang tinggi bagi para imigran. Terpusatnya kegiatan industri yang ada di Semarang menciptakan lapangan pekerjaan yang banyak bagi para pendatang. Tujuan penelitian ini untuk memprediksi arah perkembangan lahan terbangun dan menjelaskan mengenai kesesuaian hasil prediksi tersebut terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah yang telah diatur pemerintah. Hasil dari analisis keduanya diharapkan dapat memperoleh suatu cara pengelolaan wilayah yang tepat sehingga tidak menimbulkan permasalahan di kemudian hari. Metode yang digunakan berupa analisis hubungan statistik dari data spasial dan data penginderaan jauh terbaru daerah semarang yang ditunjukan dalam rangka memprediksikan arah perkembangan kota dengan berdasar analisis statistik berdasar parameter kemiringan lereng, jalan utama, jalan non utama dan Central Bisnis District (CBD). Hasil menunjukkan bahwa Kota Semarang memiliki model perkembangan lahan terbangun yang tidak terlalu tinggi karena proses pengkotaan di wilayah Semarang yang sudah optimal dan semakin sedikitnya ruang yang tersisa untuk berubahnya suatu lahan menjadi lahan terbangun, namun terdapat area lahan terbangun yang berkembang kearah area yang tidak sesuai peruntukannya dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. Suatu wilayah perlu adanya managemen yang terstruktur guna mencegah terjadinya kesalahan dalam pemanfaatan ruang yang dapat berdampak terhadap timbulnya fenomena bencana dan hal lain yang dapat merugikan kehidupan manusia. Pengolahan lahan yang terpadu dan pengawasan terhadap pendirian bangunan di perkotaan dapat mendukung pembangunan yang berkelanjutan.