ANALISA PENJADWALAN DENGAN METODE BAR CHART DAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) PADA PROYEK ENGINEERING PROCUREMENT CONSTRUCTION (EPC) DAN PROYEK KONVENSIONAL

Main Authors: Yongki , Alexander Tanne, Aris , Nugroho
Format: Thesis NonPeerReviewed application/pdf
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://eprints.undip.ac.id/46443/1/ABSTRAK.pdf
http://eprints.undip.ac.id/46443/
Daftar Isi:
  • ABSTRAK Dalam mengerjakan sebuah proyek dibutuhkan perencanaan yang matang dengan memperhatikan siklus hidup proyek. Terdapat beberapa tahapan kegiatan dalam siklus hidup proyek yaitu tahap konsep, perencanaan, pelaksaanaan dan operasional. Masing-masing proyek juga memiliki karakteristik yang berbeda sehingga muncul jenis proyek EPC dan proyek konvensional. Proyek konvensional didasarkan pada pendekatan pembentukan organisasi terpisah (Separation Organization) dimana setiap tahapan proyek dikerjakan oleh pihak yang berbeda dan dikerjakn secara berurutan. Pada proyek EPC didasarkan pada sistem organisasi terpadu dimana sekeruh tahapan proyek dikerjakan oleh satu pihak dan dikerjakan secara bersamaan (overlapping). Studi kasus penelitian ini dilakukan pada Banyu Urip Project EPC-1 Production Processing Facilities dan Proyek Pembangunan Jalan Akses (Flyover) Terminal Bus Pulo Gebang Jakarta Timur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa struktur organisasi proyek pada Proyek EPC dengan Proyek Konvensional berdasarkan hubungan kontrak, menganalisa penjadwalan pada Proyek EPC dengan Proyek Konvensional dengan metode bar chart dan CPM serta menanalisa integrasi penjadwalan pekerjaan pada Proyek EPC dengan metode CPM. Hasil yang diperoleh dari analisa koordinasi antar Stakeholder, pada proyek EPC lebih sederhana dengan menggunakan sistem organisasi Turnkey, sedangkan koordinasi antar Stakeholder pada proyek Konvensional lebih rumit dengan menggunakan sistem organisasi Tradisional; Struktur organisasi Kontraktor EPC jauh lebih rumit karena terdiri dari divisi engineering, divisi procurement, divisi construction dan divisi controlling sehingga Kontraktor EPC memegang tanggung jawab untuk setiap tahapan pekerjaan yang, sedangkan struktur organisasi Kontraktor Konvensional lebih sederhana karena terdiri dari divisi controlling, divisi construction dan divisi procurement sehingga hanya bertanggung jawab pada tahapan Pelaksanaan. Bar chart proyek EPC menunjukkan tahapan Engineering (Perencanaan), Procurement (Pengadaan), Construction (Pelaksanaan), Commisionng (Pengujian) sedangkan bar chart proyek konvensional hanya menampilkan tahapan pelaksanaan (Construction) saja. Pada proyek EPC, overlapping dan integrasi terjadi pada tahapan Perencanaan (Engineering), Pengadaan (Procurement) dan Pelaksanaan (Construction) sedangkan pada proyek Konvensional tidak terjadi overlapping antara tahapan perencanaan dan pelaksanaan, hanya tahapan pengadaan yang dilakukan bersamaan dengan tahapan pelaksanaan. Pada CPM proyek EPC terdapat tiga blok pekerjaan mulai dari tahapan Engineering (Perencanaan), Procurement (Pengadaan Material), serta Construction (Pelaksanaan) dan Commisioning (Pengujian) sedangkan pada CPM proyek konvensional hanya ada satu blok pekerjaan yaitu tahapan pelaksanaan. Kata Kunci : Bar Chart, Critical Path Method (CPM), Engineering, Procurement and Construction (EPC), Konvensional, Penjadwalan, Struktur Organisasi Turnkey, Struktur Organisasi Tradisional