HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH REMAJA PUTERI (Studi Penelitian di SMP Negeri 13 Semarang)
Main Authors: | Rizkyta, Triesa, Mulyati, Tatik |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed application/pdf |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.undip.ac.id/45761/1/683_Triesa_Rizkyta_Risandawangi.pdf http://expocpnsbumn.blogspot.com/ http://eprints.undip.ac.id/45761/ |
Daftar Isi:
- LatarBelakang : Remaja puteri rentan mengalami masalah gizi karena memiliki pola makan yang tidak teratur dan sering melewatkan waktu makan terutama sarapan serta makan malam untuk mewujudkan tubuh ideal. Sarapan yang memenuhi 20-25% dari kebutuhan, berkontribusi dalam menyediakan bahan bakar untuk oksidasi glukosa setelah berpuasa 10-12 jam dari waktu terakhir makan malam, cadangan glukosa dalam tubuh hanya cukup untuk aktivitas 2-3 jam pada pagi hari. Sarapan yang dilewatkan menyebabkan tubuh rentan mengalami penurunan kadar glukosa darah karena keadaan lambung kosong sejak makan malam. Metode :Penelitian cross-sectional dengan dua kelompok tidak berpasangan. Subjek penelitian dihitung dengan rumus perhitungan sampel kategorik tidak berpasangan dan dipilih 54 remaja puteri berusia 13-15 tahun kemudian dibagi menjadi kelompok sarapan dan tidak sarapan. Sarapan didefinisikan sebagai konsumsi makanan pokok dan lauk pauk sejak bangun tidur hingga pukul 10.00 WIB. Analisis statistik menggunakan uji Gamma dan Somers’d. Hasil :Kadar glukosa darah pada kelompok tidak sarapan dikategorikan kurang (70.4%) dan kelompok sarapan dikategorikan cukup (62.9%). Ada hubungan kebiasaan sarapan dengan kadar glukosa darah r=0.603; p=0.009; RP = 1.9. Kesimpulan : Ada hubungan kebiasaan sarapan dengan kadar glukosa darah. Tidak sarapan berisiko 1.9 kali lebih besar memiliki kadar glukosa darah kurang dibandingkan dengan sarapan.