Daftar Isi:
  • Latar Belakang Sindroma metabolik adalah gangguan metabolik yang prevalensinya meningkat dewasa ini. Kurangnya aktivitas fisik dan tingginya asupan energi menyebabkan seseorang berisiko untuk menderita sindrom metabolik. Tekanan darah dan kadar glukosa darah merupakan dua dari tiga kriteria diagnosis sindrom metabolik. Tujuan Menganalisis hubungan aktivitas fisik dan asupan energi sebagai faktor risiko sindrom metabolik terhadap tekanan darah dan kadar glukosa darah. Metode Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional. Subjek adalah 30 orang mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Diponegoro tingkat pertama yang memenuhi kriteria inklusi, dipilih melalui simple random sampling. Pengambilan data asupan energi dan aktivitas fisik menggunakan form Food Frequency Questionnaire dan Global Physical Activity Questionnaire, sedangkan kadar glukosa darah menggunakan pemeriksaan plasma darah vena dan tekanan darah menggunakan sphygmomano meter. Uji statisti kmenggunakan uji korelasi Pearson dan Spearmon Rho dan regresi linier berganda. Hasil Terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik terhadap tekanan darah baik sistole (p=0,007) maupun diastole (p=0,001) dan kadar glukosa darah (p=0,000) serta asupan energi terhadap kadar glukosa darah (p=0,031). Aktivitas fisik merupakan faktor yang lebih berpengaruh terhadap kadar glukosa darah (p=0,000). Tidak ditemukan hubungan bermakna pada asupan energi terhadap tekanan darah baik sistole (p=0,084) maupun diastole (p=0,095) pada mahasiswa fakultas kedokteranU niversitas Diponegoro. Kesimpulan Aktivitas fisik berpengaruh terhadap tekanan darah dan kadar glukosa darah, sedangkan asupan energi hanya berpengaruh terhadap kadar glukosa darah. Kata kunciSindrommetabolik, aktivitasfisik, asupanenergi, tekanandarah, glukosadarah.