Daftar Isi:
  • Bali yang sedang berkembang sedang berkembang dimana masyarakatnya telah lebih peduli kepada kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut. Bali yang juga merupakan daerah pariwisata internasional yang memiliki banyak wisatawan asing. Banyak dari mereka akhirnya memilih untuk tinggal di Bali atau menjadi WNA khususnya di daerah Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar. Tidak jarang juga para wisatawan asing selain berwisata, mereka menyempatkan diri untuk memeriksa kesehatan mulut dan gigi di Bali karena biaya pemeriksaan di negara mereka cukup mahal dibandingkan di Bali. Untuk itu dibutuhkan suatu wadah atau sarana pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang bersifat intensif, spesifik, lengkap dan terpadu dengan fasilitas penunjang yang memadai. Yang termasuk Rumah Sakit Khusus berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/MenKes/Per/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit Bab V pasal 23 adalah: Jenis Rumah Sakit khusus antara lain Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak, Jantung, Kanker, Orthopedi, Paru, Jiwa, Kusta, Mata, Ketergantungan Obat, Stroke, Penyakit Infeksi, Bersalin, Gigi dan Mulut, Rehabilitasi Medik, Telinga Hidung Tenggorokan, Bedah, Ginjal, Kulit dan Kelamin. Rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang memberi pelayanan diagnosis dan pengobatan untuk penderita dengan kondisi medik tertentu baik bedah maupun non bedah. Rumah Sakit Gigi dan Mulut ini (RSGM), berfungsi secara khusus sebagai klinik yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum seputar permasalahan gigi dan mulut yang juga menyediakan beraneka perawatan yang lebih mendalam pada tiap permasalahan gigi dan mulut. Kajian diawali dengan mempelajari pengertian, klasifikasi, dan persyaratan rumah sakit secara umum baru kemudian rumah sakit secara khusus. Selanjutnya mempelajari pengertian, klasifikasi, dan fungsi dari Rumah Sakit Gigi dan Mulut atau RSGM. Dilakukannya studi banding ke beberapa RSGM yang ada. Dilakukan juga tinjauan mengenai Kabupaten Gianyar, perkembangan pada bidang kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut di kota tersebut, serta program - program pemerintah yang mendukungnya. Pendekatan perancangan arsitektural dilakukan dengan mengambil penekanan desain Neo-Vernakular. Pemilihan tapak dilakukan pada 2 alternatif lokasi dengan menggunakan matriks pembobotan. Sebagai kesimpulan, luaran program ruang yang diperlukan, serta gambar-gambar 2 dimensi dan 3 dimensi sebagai ilustrasi desain.