Daftar Isi:
  • Latar Belakang : Hiperbilirubinemia merupakan salah satu fenomena klinis yang paling sering ditemukan pada bayi baru lahir. Dapat terjadi secara fisiologis bahkan patologis. Berbagai komplikasi dapat terjadi akibat hiperbilirubinemia yang tidak dimonitor dengan baik. Penyebab hiperbilirubinemia multifaktorial baik dari faktor maternal, neonatal atau lingkungan dimana dapat menjadi faktor risiko pada neonatus. Tujuan : Untuk membuktikan ASI, adanya riwayat obstetri ketuban pecah dini, infeksi pada ibu dan air ketuban keruh merupakan faktor risiko hiperbilirubinemia pada neonatus sehat aterm yang vigorous. Metode : Penelitian ini merupakan peneitian observasional dengan desain Cross-sectional. Sampel adalah 507 neonatus sehat aterm yang vigorous beserta ibu yang diperoleh dari data sekunder rekam medis dari periode januari 2011 sampai desember 2012. Uji statistik menggunakan uji Chi square dan fisher . sedangkan uji faktor risiko dengan melihat nilai Ratio Prevalence (RP) dan 95% CI. Hasil : Dari 2302 neonatus , sebanyak 507 neonatus yang sesuai dengan kriteria inklusi , ASI merupakan faktor protektif terjadinya hiperbilirubinemia pada neonatus (p=0,002 ; RP = 0,309 ; 95% CI = 0,140-0,680 ). Ketuban pecah dini (KPD), infeksi pada ibu , dan air ketuban keruh tidak memiliki hubungan secara statistik (p > 0,05) dan bukan faktor risiko hiperbilirubinema pada neonatus sehat aterm yang vigorous. Kesimpulan : ASI merupakan faktor protektif terjadinya hiperbilirubinemia pada neonatus sedangkan ketuban pecah dini (KPD), infeksi pada ibu , dan air ketuban keruh tidak memiliki hubungan secara statistik dan bukan faktor risiko hiperbilirubinema pada neonatus sehat aterm yang vigorous. Kata kunci : ASI , ketuban pecah dini, Infeksi, air ketuban keruh, hiperbilirubinemia.