Daftar Isi:
  • Pada abad ke 14, bangsa Tionghoa mulai bermigrasi ke Pulau Jawa, terutama di sepanjang pantai utara Jawa. Perpindahan ini merupakan akibat dari aktivitas perdagangan antara India dan Tiongkok melalui jalur laut. Kemudian pada abad ke 19, Pecinan di kota-kota pedalaman Pulau Jawa mulai berkembang pesat, yang merupakan abad penjajahan Belanda. Warga Tionghoa ini merantau dan membaur dengan penduduk lokal serta membawa keluarga mereka untuk kemudian membentuk perkampungan sendiri yang sering disebut dengan Kampung China atau Pecinan. Pecinan sendiri terbentuk karena dua faktor, yaitu:  Faktor politik, berupa peraturan pemerintah lokal (Belanda) yang mengharuskan masyarakat Tionghoa dikonsentrasikan di wilayah-wilayah tertentu supaya lebih mudah diatur (Wijkenstelsel). Di waktu-waktu tertentu, malah diperlukan izin masuk atau keluar dari pecinan (Passenstelsel) semisal di pecinan Batavia.  Faktor sosial berupa keinginan sendiri untuk hidup berkelompok. Ini sering dikaitkan dengan sifat ekslusif orang Tionghoa. Pecinan sendiri tidak hanya berada di Indonesia saja, akan tetapi juga ke negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Malaysia, Thailand dan Singapura bahkan ke berbagai belahan dunia lain, seperti Kanada, Amerika Serikat, Eropa dan negara lainnya dimana warga Tionghoa merantau. Saat ini, kawasan-kawasan ini telah menjadi tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi.