Daftar Isi:
  • Perkembangan dan kebutuhan survei pemetaan di Indonesia yang semakin cepat dan kurangnya ketersedian titik dasar teknik yang digunakan sebagai titik ikat serta sedikitnya jumlah sumber daya manusia yang mengerti akan pekerjaan survei pemetaan, merupakan salah satu faktor penghambat untuk menghasilkan peta situasi secara cepat (real time) dan juga dapat memberikan kualitas data dan posisi yang baik. Maka dibutuhkannya suatu sistem pengukuran yang dapat memberikan hasil yang dapat memenuhi kebutuhan pemetaan di Indonesia. Terkait dengan permasalahan tersebut, maka pada penelitian tugas akhir ini dilakukanlah pengukuran dengan menggunakan sistem GPS CORS (Continuosly Operating Reference Stations). Dengan menganalisis pengaruh panjang baseline terhadap ketelitian pengukuran situasi menggunakan GNSS metode RTK-NTRIP dan menggunakan data pengukuran Total Station sebagai data definitif. Pengukuran dengan metode ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar ketelitian horizontal dan ketelitian vertikal serta skala peta yang dapat digunakan dalam penggambaran. Pada hasil analisis dan uji statistik yang dilakukan, didapat akurasi horizontal dan vertikal sebagai berikut : pengukuran situasi dengan panjang baseline 1 km sebesar = ±0,092 m dan = ±0,047 m , sedangkan dengan panjang baseline 15,6 km sebesar = ±0,181 m dan = ±0,179 m, dan panjang baseline 57,6 km sebesar σHZ = ±0,765 m dan = ±0,258 m. Selanjutnya ditinjau dari ketelitian skala peta, untuk panjang baseline 1 km memenuhi skala peta 1 : 500, sedangkan panjang baseline 15,6 km memenuhi skala peta 1 : 1.000, dan pada panjang baseline 57,6 km memenuhi skala peta 1 : 1.000.