beda hingga,adsorpsi,koefisien perpindahan massa

Main Authors: Satria H.,, Berry , Ahda, Yusuf
Format: Proceeding PeerReviewed application/pdf
Terbitan: , 2009
Subjects:
Online Access: http://eprints.undip.ac.id/3671/1/MAKALAH_Yusuf_Ahda.pdf
http://eprints.undip.ac.id/3671/
Daftar Isi:
  • Pisang (Musaceaea sp) merupakan tanaman buah-buahan yang tumbuh dan tersebar di seluruh Indonesia. Negara Indonesia merupakan salah satu negara penghasil pisang terbesar di Asia. Konsumsi pisang dengan diolah lebih dahulu menghasilkan limbah padat berupa kulit pisang. Kulit pisang selain digunakan sebagai pakan ternak, dapat juga diekstrak untuk mengambil kandungan pektin didalamnya.Kurangnya pemanfaatan pada peningkatan nilai jual limbah kulit pisang selain sebagai pakan ternak sangatlah disayangkan. Berkembangnya sumber pektin baru dengan memanfaatkan kulit pisang sebagai bahan bakunya yang selama ini kurang memiliki nilai jual diharapkan dapat menambah nilai jual dari limbah kulit pisang dan meningkatkan taraf perekonomian masyarakat. Pelaksanaan penelitian menggunakan metode ekstraksi dengan memvariasikan suhu (70, 75, 80 oC) dan waktu operasi (0,5 ; 1 ; 1,5 ; 2 jam) dengan pelarut asam asetat dan asam klorida. Kulit pisang yang telah kering dan dihaluskan di ekstraksi sesuai variabel yang ditentukan lalu bahan disaring dengan kertas saring dalam keadaan panas. Filtrat dari hasil penyaringan ditambah dengan etanol 96% dengan perbandingan volume 1: 1 sambil diaduk-aduk sehingga terbentuk endapan. Pemurnian presipitat dilakukan dengan menggunakan etanol secara berulang-ulang setelah itu dikeringkan dalam oven pada suhu 37-45 0C sampai diperoleh berat yang konstan. Pektin kering ditimbang sebagai hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pelarut asam klorida lebih optimal dibandingkan pelarut asam asetat. Rata-rata persen hasil pektin dengan pelarut asam klorida yaitu 11,93 %, sedangkan asam asetat 10,10 %.