PENGARUH JENIS SOLVENT DAN VARIASI TRAY PADA PENGAMBILAN MINYAK NYAMPLUNG DENGAN METODE EKSTRAKSI KOLOM
Main Authors: | Purna Yunitasari , Marita , Arani, Inama |
---|---|
Format: | Proceeding NonPeerReviewed application/pdf |
Terbitan: |
, 2009
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.undip.ac.id/3289/1/makalah_fix_nyamplung_pdf.pdf http://eprints.undip.ac.id/3289/ |
Daftar Isi:
- Minyak tanah adalah bahan bakar unrenewable(tak terbaharukan). Kebutuhan masyarakat akan minyak tanah yang besar tidak sebanding dengan persediaan yang ada. Kalau hal ini dibiarkan akan terjadi kelangkaan. Oleh sebab itu pemerintah berusaha mengalihkan penggunaan minyak tanah ke LPG dan energi alternatif lainnya. Energi alternatif yang bisa dicoba salah satunya adalah pembuatan biokerosen dari tanaman nyamplung (Callophylum inophylum) yang diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar alternatif minyak tanah yang ramah lingkungan. Proses pengambilan minyak biji nyamplung ada 2 tahap yaitu proses mekanis dan proses kimiawi. Proses mekanis yaitu dengan cara pengepresan untuk mengambil minyak dan cakenya sedangkan proses kimiawi yaitu dengan cara ekstraksi menggunakan solvent didalam kolom yang berisi tray. Solvent yang digunakan adalah n-hexane dan n-petroleum. Masing-masing variabel diekstraksi dengan n-hexane yang divariasi dengan jumlah tray dari 6 sampai 10. Begitu juga dengan n-petroleum. Proses ekstraksi dilakukan pada suhu kamar dengan variabel jumlah tray dan pengaruh jenis solvent yang digunakan. Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa variabel yang menggunakan n-petroleum memberikan hasil total minyak paling banyak, nilai yield tertinggi, yaitu 55,86 % dan hasil nilai kalor minyak nyamplung yang besar sesuai untuk dijadikan bahan bakar alternatif pengganti minyak tanah.