Isolasi dan Identifikasi Kapang Aspergillus sp dari Rimpang Temulawak (Curcuma Xanthorriza Roxb) Kering
Daftar Isi:
- Subiyati. J2B 000 116. Isolasi dan Identifikasi Kapang Aspergillus spp. dari Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) Kering. (Di bawah bimbingan M.G. Isworo Rukmi dan Agung Suprihadi). Temulawak merupakan tanaman yang berkhasiat obat. Bagian tanaman yang dimanfaatkan sebagai bahan baku obat tradisional adalah rimpang. Rimpang temulawak seringkali dijual dan disimpan dalam bentuk kering. Secara tradisional, preparasi penggunaan rimpang temulawak kering sebagai bahan baku obat sangat sederhana, yaitu cukup diseduh dengan air panas. Kondisi penyimpanan yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan hadimya inikroba kontaminan, termasuk kapang Aspergillus.Beberapa spesies kapang Aspergillus bersifat merugikan karena menghasilkan mikotoksin, beberapa spesies Aspergillus yang lain dapat menghasilkan berbagai enzim yang bermanfaat untuk industri makanan dan minuman, antara lain: amilase, lipase, protease, dan selulase. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis kapang Aspergillus yang terdapat pada rimpang temulawak kering, mendeteksi adanya mikotoksin pada isolat yang diperoleh serta mengetahui aktivitas enzimatisnya. Manfaat dari penelitian ini adalah memperluas kajian tentang keanekaragaman isolat kapang Aspergillus pada rimpang temulawak kering serta memberikan informasi tentang kualitas rimpang temulawak kering sebagai bahan baku obat tradisional. Isolasi dilakukan dengan metode direct plating menggunakan medium Taoge Ekstrak Agar (TEA) yang mengandung kloramfenikol 100 ppm. Kapang yang diisolasi adalah kapang yang tumbuh langsung pada rimpang temulawak kering. Isolat kapang ditumbuhkan pada medium Czapek's Dox Agar (CDA) untuk identifikasi. Identifikasi dilakukan melalui pengamatan makroskopik dan mikroskopik kapang Aspergillus tersebut. Deteksi keberadaan mikotoksin dilakukan dengan penyinaran di bawah sinar UV. Uji aktivitas enzim amilolitik menggunakan medium Agar Amilum (1%), aktivitas lipolitik menggunakan medium Agar Tributirin, aktivitas proteolitik menggunakan medium gelatin (15%), dan aktivitas selulolitik menggunakan medium Agar Carboxy Methyl Cellulose (CMC). Hasil isolasi dan identifikasi menunjukkan terdapat sembilan isolat pada rimpang temulawak kering. A. wentii, A. flavus, dan A. tubingensis merupakan jenis yang selalu ditemukan pada semua sampel. Mikotoksin tidak terdeteksi pada semua isolat dengan metode yang digunakan. A. versicolor memiliki aktivitas amilolitik, lipolitik, dan selulolitik tertinggi, sedangkan A. wentii memiliki aktivitas proteolitik tertinggi.