Deteksi Dan Karakterisasi Kapang Aspergilus SP. Dari Jamu Serbuk "Pegal Linu"
Daftar Isi:
- RINGKASAN Hendrika Wurlianty, J2B000086. Deteksi dan Karakterisasi Kapang Aspergillus spp. dari Jamu Serbuk "Pegel Linu". Di bawah Bimbingan M.G. Isworo Rukmi dan Anna Tri Lunggani. Masyarakat Indonesia saat ini masih memelihara kesehatannya secara tradisonal dengan meminum jamu secara teratur walaupun pengobatan modern telah tersedia. Salah satu jenis jamu yang banyak dikonsumsi di masyarakat yaitu jamu serbuk "Pegel Linu". Kondisi lingkungan penyimpanan yang buruk menyebabkan t-umbuhnya kapang kontaminan misalnya Aspergillus. Kehadiran kapang di dalam jamu serbuk dapat menyebabkan dekomposisi bahan baku, sehingga menurunkan mutu jamu tersebut. Selain itu beberapa spesies Aspergillus diketahui merupakan kapang patogen dan dapat menghasilkan mikotoksin. Kapang Aspergilus juga dapat menghasilkan enzim amilase, lipase, -selulase dan protease. Berdasarkan hal tersebut maka timbul permasalahan apakah pada jamu serbuk"Pegel Linu" terdapat kapang Aspergillus dan apakah kapang tersebut dapat menghasilkan mikotoksin serta bagaimana aktivitas enzim amilolitik, lipolitik, selulolitik dan proteolitik dan kapang tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis Aspergillus apa saja yang terdapat pada jamu serbuk "Pegel Linu" dan kemampuannya dalam menghasilkan mikotoksin serta aktivitas enzimnya. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi mengenai jenis jeniskapang Aspergillus dan kemungkinannya dalam menghasilkan mikotoksin sehingga diketahui keamanannya bagi kesehatan manusia serta mengetahui aktivitas enzim yang dihasilkan kapang tersebut. Metode isolasi yang digunakan yaitu metode direct plating menggunakan medium TEA (Taoge Ekstrak Agar) yang ditambah kloramfenikol 100 ppm. Isolat kapang Aspergillus ditumbuhkan pada medium CDA (Czapek's Dox Agar) untuk melakukan identifikasi melalui pengamatan secara makroskopik dan mikroskopik. Deteksi mikotoksin dilakukan dengan penyinaran sinar UV. Uji aktivitas enzim amilolitik menggunakan medium Agar Amilum (1%), aktivitas lipolitik menggunakan medium Agar Tributirin, aktivitas selulolitik menggunakan medium CMC (Carboxy Methyl Cellulose) Agar (1%) dan aktivitas proteolitik menggunakan medium gelatin (15%). Hasil identifikasi menunjukkan terdapat 6 isolat Aspergillus yaitu A. tubingensis, A. awainori, A. furnigatus, A. wentii, A. flavus dan A. parasiticus. Pemeriksaan mikotoksin dengan metode yang digunakan menunjukkan tidak terdeteksi adanya mikotoksin dan uji aktivitas enzimatis menunjukkan bahwa isolat A. wentii menghasilkan aktivitas enzim amilolitik, selulolitik dan proteolitik tertinggi, sedangkan isolat A. tubingensis menghasilkan aktivitas enzim lipolitik tertinggi.