THE USE OF PERSON DEIXIS IN RELATION TO POLITENESS FUNCTION
Main Author: | RACHMAWATI, IKE ENDAH |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed application/pdf |
Terbitan: |
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.undip.ac.id/29141/2/THE_USE_OF_PERSON_DEIXIS_IN_RELATION_TO_POLITENESS_FUNCTION.pdf http://eprints.undip.ac.id/29141/ |
Daftar Isi:
- Penggunaan kata yang merujuk pada suatu hal yang berkaitan dengan konteks penutur disebut dengan deiksis. Dewasa ini, Levinson memaparkan lima bentuk deiksis, yaitu deiksis persona, tempat, waktu, sosial dan discourse yang sangat bergantung pada interpretasi penutur sehingga disebut bersifat egosentris. Penggunaan deiksis persona merupakan salah satu faktor penting dalam berkomunikasi mengingat seorang penutur tidak hanya berkomunikasi dengan orang yang mempunyai kedudukan ataupun kedekatan personal yang sama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari tahu bagaimana strategi berkomunikasi para mahasiswa dalam menggunakan deiksis persona. Penelitian dalam skripsi ini bersifat deskriptif dengan menggunakan data primer. Metode simak dengan teknik simak libat cakap adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan data. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Sastra Inggris angkatan 2007, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro Semarang, sedangan sampel diambil dari sebagian populasi dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sedangkan untuk menganalisis data digunakan metode padan referensial dan metode padan pragmatis. Dari penelitian studi kasus yang telah dilaksanakan, dapat diambil kesimpulan bahwa deiksis persona pertama yang digunakan adalah aku, saya, dan kita, sedangkan untuk deiksis persona kedua adalah kamu, kowe, beliau, serta nama mitra tutur. Di sisi lain, untuk deiksis persona ketiga yang digunakan adalah dia, deknen, beliau, nama orang ketiga serta persona kekerabatan. Penggunaan tersebut sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya kedudukan serta kedekatan antara penutur dan mitra tutur sehingga muncul penggunaan deiksis persona yang tidak pada umumnya. Sementara itu, maksim kesopanan yang muncul adalah maksim kearifan (tact maxim) dan maksim kerendahhatian (generosity maxim).